Fakta-Fakta Bendungan Temef Garapan Waskita Karya, Telan Biaya Rp2,7 Triliun dan Aliri Lahan 4.500 Hektare
Presiden Joko Widodo mengatakan, air menjadi kunci kemakmuran di NTT. Keberadaan air memiliki manfaat sangat besar bagi petani untuk menanam padi dan jagung.
Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bendungan Temef yang dibangun PT Waskita Karya (Persero) Tbk di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bendungan terbesar di NTT tersebut diyakini mampu mengairi lahan irigasi seluas 4.500 hektare (ha).
Presiden Joko Widodo mengatakan, air menjadi kunci kemakmuran di NTT. Keberadaan air memiliki manfaat sangat besar bagi petani untuk menanam padi, jagung, dan singkong.
"Tanpa air, jangan membayangkan provinsi kita NTT akan makmur dan sejahtera. Oleh sebab itu, dalam 10 tahun pemerintah telah membangun empat bendungan di NTT, satu Bendungan Rotiklot, dua Bendungan Raknamo, tiga Bendungan Napun gete, dan yang sekarang Bendungan Temef di Timor Tengah Selatan," kata Jokowi pada Peresmian Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Dia melanjutkan, bendungan yang sudah dibangun sejak 2017 itu sangat besar karena memiliki luas genangan mencapai 297 hektare (ha) dan dapat menampung air hingga 45 juta meter kubik (m3). Bendungan Temef juga mampu mereduksi banjir di Kabupaten Timor Tengah Selatan serta Kabupaten Malaka.
"Bendungan Temef ini dibangun dengan biaya Rp2,7 triliun atau dimiliarkan menjadi Rp2.700 miliar. Ini untuk masyarakat NTT," tegas Jokowi.
Dirinya pun memastikan, pada Januari tahun depan air di Bendungan Temef sudah terisi penuh atau 100 persen. Sementara saat ini baru terisi sekitar 20 persen.
Direktur Waskita Karya, Muhammad Hanugroho menambahkan, selama 63 tahun pengalaman panjang Waskita Karya, perseroan telah membangun 30 proyek infrastruktur sumber daya air yang terdiri dari bendungan, irigasi, pengendalian banjir, dan pengaman pantai. Di antaranya Bendungan Temef yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dari 83 PSN yang dibangun Waskita.
Dia manjelaskan, letak bendungan itu mencakup tiga desa pada dua kecamatan, yakni Desa Oenino dengan Desa Pane Utara, Kecamatan Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen. Kehadiran Bendungan Temef, lanjutnya, akan memberikan manfaat bagi irigasi seluas 4.500 ha yang terdiri dari Daerah Irigasi (DI) Haekto dan DI Malaka, sekaligus mendukung lumbung pangan di kawasan tersebut.
"Pembangunan bendungan tersebut diiringi dengan metode modernisasi irigasi, melalui pengembangan inovasi dan pengelolaan irigasi yang mengandalkan suplai air dari bendungan. Hal ini turut meningkatkan produktivitas sektor pertanian di wilayah tersebut," ujar pria yang akrab disapa Oho itu.
Manfaat Lain Bendungan
Dirinya melanjutkan, manfaat bendungan tidak hanya terbatas pada peningkatan ketahanan air dan pangan secara nasional. Melainkan juga sebagai pengembangan kawasan pariwisata.
"Tentunya hal ini dapat membantu pemerintah setempat dan negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Peluang masyarakat sebagai pelaku bisnis UMKM lokal untuk meningkatkan bisnisnya pun semakin besar," jelas dia.
Dia menuturkan, Bendungan Temef berpotensi pula menjadi pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTM) sebesar 2X1,0 Megawatt (Mw). Oho juga menyebutkan, bendungan yang mulai dibangun pada 2017 itu dapat menyediakan air baku dengan debit 131 liter per detik untuk Kecamatan Polen, Kecamatan Noemuti Timur di Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta Kabupaten Malaka sebanyak 28 ribu keluarga.
"Sebagai BUMN Konstruksi, Waskita Karya memiliki peran ganda sebagai Agent of Development dan Value Creator melalui proyek-proyek infrastruktur yang dibangun. Peran ini juga dapat memberikan dampak pembangunan signifikan bagi bangsa dan negara,"jelas Oho.
Sebagai informasi, pembangunan Bendungan Temef terbagi menjadi empat paket pekerjaan. Paket I dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita-Bangunnusa, lalu Paket IV digarap oleh KSO PT Waskita-Bahagia-Guntur. Sedangkan Paket II dan III dikerjakan oleh KSO PT Nindya-Bina Nusa Lestari.