Cerita Kaesang dapat Sepeda dari Presiden Jokowi: Mau Saya Kasih Bapak Supaya Olahraga
Kaesang menjelaskan Kawasaran adalah tradisi leluhur Suku Minahasa Sulawesi Utara dan merupakan tarian Ksatria Minahasa yang disebut 'Waraney'.
Kaesang juara kostum terbaik saat upacara di Istana Mesdeka.
Cerita Kaesang dapat Sepeda dari Presiden Jokowi: Mau Saya Kasih Bapak Supaya Olahraga
Presiden Jokowi kerap memberikan apresiasi kepada peserta dengan baju adat terbaik dalam setiap upacara HUT RI di Istana. Tahun 2023 ini, Kaesang Pangarep terpilih sebagai salah satu peserta dengan baju adat terbaik.
- Sowan ke Ulama Tuban, Kaesang Dititipkan Kiswah untuk Presiden Jokowi
- Heboh Megawati Acuhkan Kaesang Saat Sungkem, PSI Ungkap Kejadian Sebenarnya
- Cerita Jokowi Diam-Diam Bentuk Tim untuk Wujudkan Gagasan Soeharto Pindahkan Ibu Kota
- 10 Momen Mesra Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, Putra Bungsu Presiden Jokowi Ternyata Bucin Banget ke Sang Istri!
Kaesang mengenakan baju adat Kawasaran dari Minahasa Sulawesi Utara. Kaesang dihadiahkan satu unit sepeda oleh Presiden Jokowi.
"Saya sangat terharu saya bisa mendapatkan sepeda dari bapak Presiden. Saya berencana memberikan sepeda ini untuk bapak saya supaya beliau bisa berolahraga," kelakar Kaesang.
Dia juga berterima kasih kepada istrinya, Erina Gudono yang sudah membantunya mempersiapkan busana tersebut jauh-jauh hari. Sebab, hal ini sudah impiannya sejak 9 tahun lalu.
"Saya mau mengucapkan terima kasih untuk istri saya yang sudah mempersiapkan semua ini berbulan-bulan sebelom acara. Ini impian saya sejak 9 tahun yang lalu, setelah sekian lama menantikan," jelas Kaesang.
Kaesang menjelaskan Kawasaran adalah tradisi leluhur Suku Minahasa Sulawesi Utara dan merupakan tarian Ksatria Minahasa yang disebut 'Waraney'.
Mulanya Kawasaran dilakukan untuk menjalankan ritual Mahsasau. Kawasaran berasal dari kata 'kawak' yang berarti 'melindungi' dan 'asaran' yang berarti 'sama atau berlaku seperti'. Artinya, Kawasaran menjadi sama seperti leluhur di masa lalu, menjadi pelindung tanah, pelindung negeri, pelindung kehidupan.
"Bagian dasar baju adalah kayu alam yang diikat dengan kain tenun pampele dan dipadu-padankan dengan kain tenun kaiwu patola. Tata busana dan aksesoris dibuat mengacu pada sustainable fashion dan tidak menggunakan materi hewan asli," tutur Kaesang. "Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami kepada para WARANEY (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah. Kami nyalakan jiwa muda ksatria WARANEY untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa," ungkap Kaesang.