Cerita pesawat jatuh pada 9 April 2009 dan 2014 di Papua
Entah hanya kebetulan saja atau tidak, yang jelas dua kejadian nahas itu mempunyai kesamaan.
Hari pencoblosan pemilu legislatif kemarin diwarnai dengan kasus kecelakaan pesawat di jembatan di Doyo, Kabupaten Jayapura, Papua. Akibat kecelakaan tersebut dua orang termasuk pilot tewas.
Pesawat Godiak PK SDF milik maskapai penerbangan misi Adventis Aviation jatuh diduga karena tidak bisa naik karena beban yang terlalu berat. Pesawat tersebut membawa tujuh orang dengan berat mencapai 434 kilogram ditambah dengan kargo seberat 356 kilogram, sehingga jika ditotal mencapai berat 790 kilogram.
Namun hingga kini penyebab pasti jatuhnya pesawat itu masih diselidiki pihak kepolisian dan pihak KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang telah berada di lokasi kejadian.
Sang pilot, yaitu Bob Robert Franklin (63) warga negara Amerika Serikat yang mengalami luka robek di leher, tangan kiri patah, kaki kanan patah, paha bagian belakang sobek. Korban lain yang tewas adalah Danis Kobak (penumpang) berumur 34 tahun, seorang mahasiswa. Sedangkan lima korban lainnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Dok II Jayapura.
Jatuhnya pesawat tersebut mengingatkan peristiwa serupa lima tahun lalu. Tanggal kejadiannya pun persis, 9 April, di tahun 2009.
Pada Kamis 9 April 2009 lalu, pesawat terbang milik maskapai PT Aviastar Mandiri yang melayani rute Jayapura-Wamena, Papua, jatuh di kawasan Pegunungan Tengah, Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Seluruh enam awak, yakni pilot, kopilot, awak kabin, dan teknisi, tewas.
Ke enam korban adalah pilot Sigit Triwahyono dan kopilot M Lukman Yusuf; awak kabin Nimaturrahman, Asmarani, dan Ida Handayani, serta teknisi Rahmad Nispudin.
Pesawat nahas itu jatuh di Desa Aikima, Distrik Kurulu, sekitar 7 kilometer dari Bandara Wamena. Pesawat itu menabrak pegunungan sehingga hancur berkeping-keping dan terbakar. Padahal rencananya pesawat itu akan digunakan oleh Gubernur Papua Barnabas Suebu untuk memantau pelaksanaan pemungutan suara di wilayah Pegunungan Tengah.
Dari hasil penyelidikan, pesawat nahas itu berangkat dari Bandara Sentani, Jayapura, pukul 07.00 WIT. Sesuai dengan jadwal, pesawat tersebut seharusnya mendarat di Bandara Wamena pukul 07.30 WIT. Namun, sekitar pukul 07.20 WIT, saat berada di atas kawasan Pegunungan Tengah, pesawat jatuh.
Entah hanya kebetulan saja atau tidak, yang jelas dua kejadian nahas itu mempunyai kesamaan. Sama-sama jatuh di tanggal dan bulan yang sama dan di wilayah Papua.