Tragedi Jatuhnya Pesawat Adam Air 574 pada 1 Januari 2007, Begini Sejarah dan Kronologinya
Pesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Pesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Tragedi Jatuhnya Pesawat Adam Air 574 pada 1 Januari 2007, Begini Sejarah dan Kronologinya
Pesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Pesawat yang merupakan Boeing 737-400 ini hilang dari radar setelah lepas landas dari Surabaya menuju Manado.
Saat itu, kondisi cuaca di wilayah tersebut memang tidak menguntungkan dengan adanya badai yang cukup kuat. Selain itu, kesalahan pilot dalam menanggapi kondisi cuaca yang sulit dan tidak memilih rute alternatif yang lebih aman juga menjadi penyebab utama kecelakaan tersebut.
-
Kapan kecelakaan pesawat terjadi? De Havilland Comet merupakan desain jet komersial awal yang memiliki jendela persegi. Namun, dalam waktu lima tahun setelah diperkenalkan, tiga Komet mengalami serangkaian kecelakaan tragis dan menewaskan semua penumpang di dalamnya. Melansir IFLScience & Daily Mail, Senin (13/5), setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Mengapa Aerolineas Argentinas 707 jatuh? Pilot kehilangan kendali akibat turbulensi hebat dan jatuh di dekat Loma Alta.
-
Kapan kecelakaan tragis itu terjadi? Kembali ke tahun 1980-an, di mana kejadian memilukan ini berlangsung.
-
Kapan Aeroflot penerbangan 542 mengalami kecelakaan? Di 1965, Aeroflot penerbangan 542, sebuah pesawat Lisunov Li-2 mengalami kecelakaan tragis di pegunungan Krasnoyarsk Krai, Rusia.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
Tim penyelidikan menemukan bahwa pesawat kehilangan kendali dan mengalami masalah navigasi yang serius.
Pada saat itu, pesawat berada di ketinggian yang cukup tinggi, dan upaya pilot untuk mendapatkan kendali kembali tidak berhasil. Pesawat kemudian jatuh di perairan Selat Makassar dan menewaskan 102 penumpang dan awak pesawat.
Kronologi Jatuhnya Pesawat Adam Air 574
Pada 1 Januari 2007, pesawat Adam Air 574 mengalami kecelakaan di Selat Makassar. Pesawat tersebut mengangkut 102 penumpang dan awak kabin yang tertinggal dari rute Surabaya menuju Manado. Setelah lepas landas, pesawat tersebut kehilangan kontak dengan menara pengawas udara. Tim penyelamat kemudian diturunkan untuk mencari pesawat yang menghilang.
Setelah pencarian yang intensif, pecahan pesawat ditemukan di perairan sekitar Pulau Sulawesi. Diperkirakan pesawat jatuh di Selat Makassar dan tidak ada yang selamat dari kecelakaan ini. Pasca kejadian, dilakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Adam Air tersebut. Setelah dilakukan berbagai penyelidikan, diduga bahwa faktor kerusakan teknis dan faktor manusia menjadi penyebab utama tragedi ini.
Kecelakaan pesawat Adam Air 574 menjadi salah satu kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan di Indonesia. Tragedi ini menyebabkan kehilangan nyawa banyak penumpang dan awak kabin pesawat. Kejadian ini memberikan dampak yang mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Indonesia, serta mendorong perubahan dalam regulasi keselamatan penerbangan di Indonesia.
Penyebab Jatuhnya Pesawat Adam Air 574
Pesawat Adam Air 574 jatuh pada 1 Januari 2007 dalam perjalanan dari Surabaya ke Manado. Berdasarkan hasil penyelidikan, penyebab jatuhnya pesawat tersebut karena kesalahan pilot dalam mengoperasikan pesawat.
Menurut laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tidak ada gangguan teknis atau mekanis yang terjadi sebelum pesawat lepas landas. Namun, pada saat penerbangan, pilot melakukan manuver yang tidak sesuai dengan prosedur yang benar, sehingga menyebabkan pesawat kehilangan kontrol dan akhirnya jatuh di perairan Sulawesi Selatan.
Selain itu, diketahui bahwa pesawat tersebut memiliki masalah dalam sistem navigasi dan komunikasi yang memengaruhi keselamatan penerbangan. Hal ini merupakan salah satu faktor tambahan yang menyebabkan kecelakaan tersebut.
Dengan adanya kesalahan pilot dan masalah sistem pada pesawat, jatuhnya Pesawat Adam Air 574 menjadi sebuah tragedi yang mengakibatkan kehilangan nyawa dan menyebabkan kekhawatiran terhadap standar keselamatan penerbangan di Indonesia.
Kecelakaan ini menjadi pelajaran penting bagi industri penerbangan untuk terus meningkatkan pengawasan dan pelatihan dalam upaya mencegah terulangnya kejadian serupa.
merdeka.comProses Pencarian dan Evakuasi
Proses pencarian dan evakuasi pesawat tersebut langsung dilakukan oleh otoritas terkait, termasuk Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI Angkatan Laut.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan kapal, pesawat, dan peralatan selam untuk mencari lokasi jatuhnya pesawat. Tim SAR bekerja keras untuk menemukan lokasi pesawat dan para korban. Setelah lokasi pesawat ditemukan, evakuasi dilakukan dengan bantuan kapal-kapal dan helikopter untuk mengevakuasi korban serta barang-barang yang ada di dalam pesawat.
Proses evakuasi menjadi sangat sulit karena kondisi cuaca yang buruk dan lokasi jatuhnya pesawat yang berada di perairan dalam. Namun, berkat kerja keras tim SAR, evakuasi berhasil dilakukan dan beberapa bagian pesawat beserta korban berhasil dievakuasi ke daratan.
Meskipun proses pencarian dan evakuasi pesawat Adam Air 574 berlangsung sulit dan memakan waktu cukup lama, namun upaya tim SAR berhasil menemukan lokasi jatuhnya pesawat serta mengevakuasi para korban dengan sebaik mungkin.
Penemuan Kotak Hitam
Pada 21 Januari 2007, perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR), atau yang disebut kotak hitam, ditemukan di lepas pantai Sulawesi Barat oleh kapal AS Mary Sears.
Perekam data penerbangan terletak di 03°41′02″S 118°08′53″BT pada kedalaman 2.000 m (6.600 kaki), sedangkan perekam suara kokpit terletak di 03°40′22″S 118°09 ′16″E pada kedalaman 1.900 m (6.200 kaki). Posisi ini menunjukkan bahwa kotak hitam berjarak sekitar 1,4 km (0,87 mil).
Kapal Fatahillah Indonesia melakukan perjalanan ke lokasi, sementara Mary Sears melakukan perjalanan ke Singapura dan tiba pada 29 Januari untuk mengembalikan peralatan detektor yang digunakan untuk menemukan perangkat. Kapal itu tidak segera melakukan perjalanan ke Singapura karena sedang memetakan wilayah terdekat. Mary Sears menggunakan unit side scan sonar (SSS) untuk memetakan area seluas kira-kira 10,3 km² (3 sq nm) di sekitar perekam dalam resolusi tinggi.
Langkah tersebut berhasil menemukan sejumlah besar puing yang dianggap sebagai satu-satunya yang tersisa dari pesawat. Pada 24 Januari, sosok senior kelautan di Indonesia mengatakan bahwa dia tidak percaya bahwa peralatan yang diperlukan untuk mengambil kotak dari kedalaman tersebut tersedia di negara Asia mana pun. Kotak hitam memiliki masa pakai baterai hanya 30 hari, dan selanjutnya tidak dapat memancarkan sinyal pelacak.
Pada 3 Februari, kapal angkatan laut Indonesia KRI Tanjung Dalpele membawa keluarga korban ke lokasi kecelakaan di mana diadakan upacara peringatan, termasuk melempar bunga ke laut.