Cerita Petinggi BIN Diancam Dibunuh Orang-orang Paham Radikal
Menurutnya, server-server orang yang menerornya tidak berada di Indonesia. Sehingga, BIN harus bekerja sama dengan negara lain untuk melakukan pelacakan.
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto mengaku kerap diteror orang-orang yang dianggap berpaham radikal. Mereka meneror Wawan melalui labalabi WhatsApp hingga diancam akan dibunuh.
Labalabi WhatsApp adalah sebuah aplikasi yang bisa mengirimkan chat WhatsApp dalam jumlah banyak hanya dalam satu klik saja.
-
Kenapa gudang amunisi TNI dianggap rahasia? Sehingga, tidak bisa sembarang orang bisa mengetahui terkait gudang amunisi tersebut.“Kan orang juga nggak tahu di situ ada gedung munisi. Nggak tahu (orang), karena gudang munisi kan sifatnya rahasia tertutup dia,” ujarnya.
-
Kenapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara dibentuk? Strategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola kota untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Mengapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara penting? Strategi ini tidak hanya menyajikan aksi nyata yang mewujudkan visi Indonesia yang modern dan berkelanjutan, namun juga mewakili upaya nyata Indonesia dalam memerangi perubahan iklim, dan berkontribusi pada aksi iklim yang lebih luas di Asia dan Pasifik," ungkap Winfried Wicklein.
"Akun-akun itu kemarin nama saya di blow up di situ, nomor saya di blow up di situ dan mereka melabalabi saya, saya di labalabi ratusan ribu teror ke saya melalui WhatsApp maupun telepon gelap intinya mau membunuh saya terus menerus," kata Wawan dalam diskusi 'Mencegah Radikalisme dan Terorisme untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial' di youtube TV NU, Selasa (30/3).
Meski begitu, Wawan menanggapi teror tersebut dengan santai. Dia justru mengaku menimpali balik si peneror dengan data-data yang ia miliki.
"Cuman saya jawab, bang ngapain bang mau bunuh saya, enggak usah dibunuh nanti mati sendiri, saya jawab santai saja. Beberapa di antaranya saya jawab saya tahu abang ini, namanya ini, ini toh fotonya ini. Saya kirim baru diam," ungkapnya.
Menurutnya, server-server orang yang menerornya tidak berada di Indonesia. Sehingga, BIN harus bekerja sama dengan negara lain untuk melakukan pelacakan.
"Tetapi selalu saya jawab dengan santun meskipun dia (peneror) kasar kasar jawabnya mau bunuh apa, mau apa saya jawab santun akhirnya beberapa di antaranya berbalik omongan seperti ternyata Mas Wawan komunikatif ya," katanya.
"Karena tujuan kami membina dan mengubah mindset, estom. Emosi sikap tingkah laku, opini, dan motivasi," pungkas Wawan.
Baca juga:
BIN: Usia 17-24 Tahun Rentan Terpapar Radikalisme di Media Sosial
Wagub DKI: Pemerintah Punya Peran Penting Tekan Radikalisme Lewat Pendidikan
Kominfo Imbau Masyarakat Waspada Konten Radikalisme di Media Sosial
Ma'ruf Amin Minta MUI Gunakan Pola Pikir Moderat Cegah Radikalisme
Kampanyekan Nilai-nilai Kebhinekaan buat Lawan Intoleransi dan Ujaran Kebencian
BNPT Minta Tokoh Agama Edukasi Masyarakat Tak Mudah Terprovokasi Radikalisme