Cerita Wagub Riau & wartawan terjebak baku tembak di Batam
Jantung mereka pun berdebar kencang saat mendengar bunyi rentetan senjata dari arah luar Mako Brimob.
Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Soerya Respationo terjebak di dalam baku tembak antara TNI Yonif 134 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepri, Rabu (19/11) malam. Bentrok yang menewaskan salah satu anggota Yonif 134/Tuah Sakti, JK Marpaung terjadi dari pukul 16.00 Wib sampai pukul 23.30. WIB.
Tak hanya itu, bersama Soerya ada sejumlah wartawan ikut terjebak. Mereka adalah wartawan Koran Sindo Muhammad Bunga Ashab, wartawan Batamtoday.com Gabriel P Sara, wartawan Tribun Batam Zabur Anjasfianto, dan wartawan Haluan Kepri Dedy Manurung.
Wartawan Koran Sindo Muhammad Bunga Ashab menyatakan mereka saat terjebak sedang dalam keadaan kelaparan. Jantung mereka pun berdebar kencang saat mendengar bunyi rentetan senjata dari arah luar Mako Brimob.
"Rata-rata belum makan seharian. Kita sempat saling meminta rokok buat menenangkan diri," kata Muhammad di sekitar Mako Brimob Polda Kepri Tembesi Batam, Jumat (21/11).
Dia mengaku saat peluru berdesingan tak mengenakan jaket anti peluru. Mereka tiarap tak berani mendongakkan kepalanya saat terjadi tembakan.
"Kami tiarap di bawah meja. Kami tidak memakai rompi anti peluru karena memang kurang jumlahnya," ujar dia.
Senada, wartawan Tribun Batam Zabur Anjasfianto mengaku sempat ditembak ketika pergi ke toilet. Dia pun mengungkapkan tembakan pertama kali berasal dari luar Mako Brimob.
"Saya di tembak waktu buang air kecil, soalnya handphone saya menyala (lampu dimatikan saat baku tembak). Kami yakin bukan Brimob yang nembak duluan," ujar dia.
Tembakan itu, kata dia berlanjut hingga beberapa waktu lamanya. Dia tak mengira bakal selamat mengingat suasana saat itu betul-betul seperti di medan perang.
"Kami bertahan selama tujuh jam di lorong antara ruangan dengan ruangan gedung I Mako Brimob Polda Kepri. Kalau nggak ada wakil gubernur saat itu, pasti sudah rata," pungkas dia.