Cinta buta, sejoli-sejoli ini bikin geger karena berbuat kriminal
Sepasang sejoli, mahasiswa dan mahasiswi melakukan aksi kekerasan seksual dengan latar belakang cinta.
Cinta memang bisa membuat orang lupa daratan. Bahkan hal-hal di luar nalar pun terkadang dilakukan demi cinta. Demikian jika sepasang muda-mudi sedang kasmaran.
Saking kasmarannya, sepasang kekasih terkadang melakukan hal-hal yang nekat dan melampaui batas. Mereka pun nekat melakukan aksi kejahatan. Demi alasan cinta, mereka berdua seolah buta. Kejahatan sadis pun dilakoni demi cinta.
Kasus teranyar terjadi di Malang. Sepasang sejoli, mahasiswa dan mahasiswi melakukan aksi kekerasan seksual dengan latar belakang cinta. Bahkan karena perbuatan yang tak masuk akal itu, polisi menyebutnya dengan cinta buta. keduanya berbuat kejahatan karena dibutakan cinta.
Berikut cerita-cerita cinta buta yang menggegerkan karena berbuat kriminal:
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Apa yang dilakukan siswa kepada guru? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Apa yang dilakukan para pelaku terhadap siswi SMP itu? Para buron adalah D, HR, RF, dan FB. D diketahui sebagai otak kejahatan yang membawa korban ke TKP dan mengawali perkosaan disaksikan sembilan temannya.
-
Kenapa Marisa, mahasiswi tersebut, menabrak korban? Marisa mengatakan bahwa saat itu ia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Kenapa siswa tega membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
Cinta buta bikin AS serahkan keperawanan teman untuk pacarnya
Cinta buta membuat AS mengikuti perintah pacarnya, Gama Mulya (21). Seperti kerbau dicocok hidungnya, dia menuruti perintah sang pacar untuk mencarikan perempuan perawan untuk Gama.
Perempuan perawan itu sebagai pengganti karena dirinya (AS) sudah tidak perawan saat hubungan badan dengan pacarnya itu. Kalau tidak, Gama mengancam akan memutuskan hubungan.
"Pelaku perempuan (AS) ingin mempertahankan hubungan. Dasarnya rasa cinta yang berlebihan," Dewa Putu, Wakapolres Malang Kota di Mapolresta, Selasa (11/8).
AS yang diketahui sebagai warga Bumiaji, Batu itu akhirnya menunjuk AW sebagai penggantinya. AS dan Gama pun mengatur strategi agar bisa mengajak korban keluar rumah.
"AS minta ditemani korban, karena mengaku di rumah sendiri dan baru kecelakaan. Berkali-kali SMS, korban akhirnya bersedia menemani," katanya.
Kedua pelaku kemudian menjemput AW dengan mobil Suzuki Grand Max milik Gama. Saat menjemput korban, Gama di posisi kemudi, sementara AS duduk di baris kedua.
"Saat dijemput dengan Grand Max, korban disuruh duduk di depan. 'Di depan saja daripada pindah-pindah'," kata Putu menirukan pelaku.
Mereka sempat berputar-putar dahulu sebelum kemudian membekap korban dengan obat bius. Pembekapan dilakukan di Jalan Merbabu Kota Malang dengan cara berhenti sejenak, kemudian AS menyekap dari belakang.
"Korban sempat berontak, kemudian dipegangi oleh pelaku laki-laki yang duduk di kursi kemudi," katanya.
Setelah tidak sadar, korban dibawa menuju rumah milik orangtua Gama di Perumahan Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Gama sendiri sehari-hari tinggal sendirian.
"Pemerkosaan dilakukan di lantai 2, korban ditaruh di kasur ditelanjangi dulu dan diikat. Tangannya diikat," tegasnya.
Namun dari pemeriksaan lanjutan, AS mengaku jika dirinya diancam oleh Gama untuk menuruti permintaannya. Jika tidak, foto bugilnya akan disebarkan oleh Gama.
Cinta buta bikin Assyifa & Hafitd dibui seumur hidup
Anda tentu masih ingat dengan kasus pembunuhan Ade Sarah Angelina Suroto. Dua pembunuhnya yang tak lain adalah sahabat dekat almarhum yakni Assyifa Ramadhani (19) dan Ahmad Imam Al Hafitd telah dijatuhkan hukuman oleh hakim untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Keduanya divonis 20 tahun penjara oleh Ketua Majelis Hakim, Absoro di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada Selasa 9 Desember 2014. Vonis ini lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang meminta mereka dihukum seumur hidup.
Keduanya terbukti melakukan pembunuhan itu secara keji hanya karena alasan cemburu dan perbuatannya itu telah mengakibatkan keluarga korban terluka. "Tidak ditemukan alasan-alasan meringankan," kata Absoro.
Sidang kala itu diwarnai tangis dari keluarga almarhum Ade Sara, Hafitd dan Assyifa, maupun keluarga terdakwa. Kedua pelaku sendiri mengaku sangat menyesali perbuatan yang telah dilakukannya itu.
Keluarga mereka bahkan mengaku tak menyangka Hafitd dan Assyifa akan diberi hukuman 20 tahun penjara oleh hakim. Namun, tujuh bulan berselang, hukuman keduanya ternyata diperberat oleh Mahkamah Agung (MA). Keduanya diganjar hukuman penjara seumur hidup. Hukuman ini sesuai dengan permohonan jaksa yang meminta keduanya dihukum penjara seumur hidup seperti isi tuntutan.
Permohonan kasasi terhadap Hafitd dikabulkan pada 9 Juli 2015 dengan nomor register 793 K/PID/2015. Demikian dikutip dari website resmi Mahkamah Agung, Rabu (23/7).
Dalam persidangan Hafitd mengatakan, sebelum pembunuhan Ade Sara, dia sering bertengkar dengan kekasihnya, Assyifa. Penyebabnya, Assyifa sangat cemburu melihat Hafitd kembali berhubungan dengan Sara, mantan kekasihnya melalui pesan singkat.
Rupanya, Assyifa merasa Hafitd lebih sayang dengan Sara, sang mantan ketimbang dirinya. Karena itulah, pertengkaran demi pertengkaran terus berlanjut.
"Dia sering marah-marah, kenapa Sara lebih di spesialin dari pada Assyifa. Sebenernya nggak, dia saja yang ngerasa gitu," kata Hafitd.
Keduanya pun akhir sepakat untuk membunuh Ade Sara. Hanya karena cinta buta, keduanya kini harus mendekam di penjara selama seumur hidup.
Dua sejoli nekat merampok buat biaya nikah
Sepasang kekasih nekat merampok sebuah rumah mewah di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (12/2) malam. Usut punya usut, keduanya melakukan hal tersebut lantaran butuh biaya untuk melangsungkan pernikahannya.
Sejoli itu yakni, Yapintari bin Tomy Yup(19) dan Mutiara binti Zaenudin(17) sudah menjalin kasih selama satu tahun.
"Butuh duit, ada banyak acara. Saya mau kawin 3 bulan lagi. Ditambah ada undangan nge-dance (joget) dari anak-anak tongkrongan," ujar Yapintari saat ditemui di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (13/2) lalu.
Yapintari mengatakan, kejadian berawal saat ibunya, Sri Wahyuni (37), meminta tolong untuk memulangkan kunci salon milik majikannya bernama KDS (38) yang tinggal di Perum Gading Grande Blok DE No 9, RT 6 RW 25, Pegangsaan II, Kekapa Gading, Jakarta Utara.
"Lalu saya menuju ke sana mengajak pacar saya Mutiara, naik motor," ujar Yapintari sambil tertunduk malu.
Mendapati rumah yang dimaksud hanya dihuni oleh sang pembantu, Eti Nurwati(28) lantas muncullah niat jahat di benak Yapintari. "Waktu sampai di sana ternyata cuma ada pembantunya saja. Pak KDS sedang berlibur ke Eropa katanya," tutur pria berpotongan rambut mohawk tersebut.
Saat itu, lanjut Yapintari, dirinya sudah berpamitan pulang pada Eti. Tapi, hujan yang mengguyur membuatnya harus menunggu sampai reda. Saat itulah, timbul niat jahat pelaku yang memang sedang membutuhkan biaya untuk menikahi kekasihnya.