Clean Air Asia tak nobatkan udara Kota Malang terbersih se-Asia
Clean Air Asia tak pernah nobatkan udara Kota Malang terbersih se-Asia. Kepala BLH Kota Malang Agoes Edy menerangkan, kalau telah terjadi perbedaan pemahaman antara BLH dan Pemkot Malang dalam menafsirkan pernyataan Clean Air Asia. Pihaknya meralat kabar Kota Malang sebagai lima besar kota dengan udara terbersih Asia.
Kota Malang sebelumnya dikabarkan meraih penghargaan sebagai kota dengan udara terbersih di Asia bersama empat kota lain dari sejumlah negara. Penghargaan itu dalam rilisnya diberikan oleh NGO (Non Government Organization), The Clean Cities Air Partnership Program (CCAP).
Namun pemberitaan sejumlah media yang terlanjur menjadi viral itu segera diklarifikasi oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Malang. Pihak NGO Clean Air Asia, (bukan CCAP) pun belum lama ini telah mengirim surat untuk meluruskan pemberitaan.
Kepala BLH Kota Malang Agoes Edy menerangkan, kalau telah terjadi perbedaan pemahaman antara BLH dan Pemkot Malang dalam menafsirkan pernyataan Clean Air Asia. Pihaknya meralat kabar Kota Malang sebagai empat besar kota dengan udara terbersih se-Asia.
"Penetapan Kota Malang sebagai pilot project area udara bersih adalah tindak lanjut dari partisipasi Kota Malang menandatangani komitmen soal perubahan iklim tingkat wali kota di Turki sebelumnya," jelas Agoes saat ditemui di Malang, Senin (10/10).
Empat kota ditetapkan sebagai pilot project The Cities Clean Air Partnership Program (CCAP). Penetapan tersebut diberikan bersamaan dilangsungkan Konferensi Kualitas Air ke-9 dan Kongres Air Bersih Sedunia ke-17 di Busan, Korea Selatan pada 29 Agustus-2 September 2016.
Empat kota yang ditunjuk adalah Kota Baguio (Iloilo City), Santa Rosa (Filipina), Kathmandu (Nepal), serta Malang (Indonesia).
Sementara itu dalam laman www.cleanairasia.org dijelaskan bahwa Clean Air Asia menginisiasi draf Clean Air Certification pada akhir Agustus 2016. Sertifikat ini merupakan bentuk pengakuan kepada kota-kota yang berkomitmen meningkatkan kualitas udara.
Kota yang akan mengantongi sertifikat harus menempuh sejumlah assesment yang disyaratkan Clean Air Asia. Kota tersebut harus menunjukkan pembuktian atas upaya yang telah dilakukan dalam menjaga dan memperbaiki kualitas udara.
"Sebelum sertifikat udara bersih diaplikasikan, Clean Air Asia memilih lima kota sebagai pilot project," terang Glynda Bathan-Baterina selaku Deputy Executive Director Clean Air Asia dalam laman tersebut.
Katharine Thoday, Direktur The Cities Clean Air Partnership Program menerangkan, Sertifikat Udara Bersih didesain sebagai bentuk pengakuan kepada kota yang dinilai berhasil menciptakan perubahan udara yang lebih baik. Penunjukkan sebagai pilot project bukan berarti kota tersebut memiliki udara terbersih.
"Ini merupakan momentum kampanye pentingnya udara bersih di perkotaan, dan pengakuan organisasi atas aksi inovatif untuk meningkatkan kualitas udara," katanya dalam kongres di Busan.
Sementara Arief Dermawan, Staf Bidang Komunikasi Lingkungan BLH Kota Malang menjelaskan sejumlah assesment yang harus ditempuh sebelum meraih sertifikat dari Clean Air Asia. Pihaknya telah melakukan pengumpulan data udara dan evaluasi udara perkotaan dengan metode measurement, reporting dan verification.
"Salah satu penopang dalam perbaikan kualitas udara dan kepedulian masyarakat adalah kondisi lingkungan hidup di 437 sekolah yang tersebar di Kota Malang," jelasnya.