CNN hapus link hoax yang disebar pendukung Prabowo-Hatta
Lebih lucu lagi, dalam pemberitaan soal hasil riset tentang pilpres di Indonesia itu disebutkan nama 'Obama'.
Situs CNN yang beralamat di www.cnn.com akhirnya menghapus sebuah link yang isinya memberitakan hasil survei Gallup Poll, lembaga survei di AS, tentang kemenangan Prabowo - Hatta atas Jokowi - JK di Pilpres Indonesia 2014. Link itu dihapus setelah diketahui sebagai hoax.
"iReport ini tidak tersedia. iReport ini telah dihapus karena ditandai oleh masyarakat dan ditemukan melanggar Pedoman dan Syarat Penggunaan iReport Community," tulis situs CNN, Selasa (24/6).
Berita kemenangan Prabowo-Hatta (52%) atas Jokowi - JK (41%) berjudul 'Indonesians Predict Prabowo Will Be Next Indonesia President' itu awalnya dimuat pada bagian 'iReport' CNN. iReport diketahui bukan berita resmi CNN, melainkan blog pengguna situs berita tersebut.
Lebih lucu lagi, dalam pemberitaan soal hasil riset tentang pilpres di Indonesia itu disebutkan nama 'Obama'.
"What tips the balance of national opinion more strongly in favor of Prabowo is that, by a nine-percentage point margin, independents join Prabowo coalitions party in believing Obama is likely to win. (Apa tips keseimbangan opini nasional lebih kuat mendukung Prabowo adalah bahwa, dengan marjin poin sembilan persen, mereka yang tidak berpartai bergabung dengan koalisi partai Prabowo dengan keyakinan Obama kemungkinan akan menang.)"
Nama 'Obama' yang muncul dalam paragraf tentang analisa kemenangan Prabowo di atas jelas tidak nyambung. Beberapa pihak menduga hal itu disebabkan karena berita tersebut hanya salinan (copy paste), sehingga dalam prosesnya ada yang ketelingsut.
Entah bagaimana heboh link CNN itu berawal. Namun yang jelas, link tersebut kadung disebar oleh para pendukung Prabowo-Hatta, seperti para kader dan simpatisan PKS . Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo juga tak ketinggalan mem-broadcast message itu ke teman-temannya di BlackBerry Messenger.
Tidak hanya itu, pemberitaan link hoax itu juga sempat dilakukan tvOne, stasiun televisi milik Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar yang mendukung Prabowo-Hatta. Pemberitaan itu dimuat dalam running text saat televisi swasta itu menyiarkan pertandingan Piala Dunia.
Baca juga:
Beredar bukti pendukung Prabowo-Hatta sebarkan link berita hoax
Mahfud MD: Elektabilitas Prabowo-Hatta ungguli Jokowi-JK
Mahfud: Wiranto dicemooh TNI dari kopral sampai jenderal
Prabowo gelar rapat tertutup dengan 21 kepala daerah se-Jatim
KPK segera serahkan buku putih antikorupsi buat capres
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa yang membantah berita tentang dugaan korupsi Prabowo Subianto? Yusril Ihza Mahendra yang membantah seluruh isi terkait laporan tersebut.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.