Cuaca memburuk, pencarian AirAsia oleh tim penyelam dihentikan
Selain cuaca, perbandingan waktu selam & ketersediaan tabung O2 juga harus dipertimbangkan secara cermat oleh tim.
Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 kembali terkendala cuaca buruk. Hujan petir dan angin kencang yang mencapai 40 knot membuat penyelaman yang dimulai pukul 06.30 WIB terpaksa dihentikan pada pukul 09.00 WIB.
"Ya, istirahat dulu sementara. Cuaca makin siang makin buruk ternyata," kata Wakil Kapten KRI Banda Aceh, Mayor Laut (P) Priyo Dwi Saputro, Minggu (4/1).
Selain cuaca, perbandingan waktu selam & ketersediaan tabung O2 juga harus dipertimbangkan secara cermat, karena 1 tabung hanya bisa bertahan untuk 30 menit. Hitungan itu akan semakin singkat jika kedalaman semakin bertambah dalam.
Diketahui, penyelaman dibagi menjadi beberapa tahap & tim. Pertama, 15 penyelam diangkut dengan 3 perahu karet, yang akan menyelam & menandai temuan bangkai pesawat. Tim kedua menyusul untuk evakuasi jenazah di dalam pesawat dan jika memungkinkan akan mengangkat puing/benda temuan ke permukaan dengan floating-bag yang kemampuan angkut per-item nya sampai berat 1 ton.
Sebelumnya, tim penyelam gabungan yang terdiri dari Kopaska, Denjaka, Yontaifib & Dislambair pagi ini sudah kembali menyelami lokasi yang diperkirakan terdapat pesawat nahas itu.
Tim penyelam tersebut berangkat menuju titik lokasi dari Kapal KRI Banda Aceh, pada pukul 06.30 WIB dengan menggunakan 3 kapal karet.
"Tim akan ke titik penemuan hasil pencarian sinar gelombang yakni di koordinat : 03*, 55, 27.5 LS-110* 31, 31 BT, yang diduga sebagai pesawat AirAsia dengan panjang 16 meter, lebar 3, meter & tinggi 3,5 meter, dengan kedalaman lokasi penyelaman diperkirakan 30-40 meter," ujar Komandan Penyelam Mayor Profs Dhegratmen kepada merdeka.com di KRI Banda Aceh, Minggu (4/12).