Curhat Korban Banjir di Makassar ke Mensos: Setiap Tahun Mengungsi
Warga mengatakan banjir yang terjadi bukan hal baru.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf bersama Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan mengunjungi Perumnas Antang Blok 8 dan 10, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Rabu (25/12). Warga yang mengungsi pun menyampaikan curahan hati kepada Mensos.
Salah satu warga Perumnas Antang Blok 8, Suhada mengatakan banjir yang terjadi bukan hal baru. Alasannya, Perumnas Antang Blok 8 dan 10, setiap tahunnya menjadi wilayah yang terdampak banjir hingga ketinggian air mencapai 2 meter.
- Kunjungi Pengungsi Korban Kebakaran Kemayoran, Wapres Gibran Bagi-Bagi Susu
- Dukun di Sumbar Cabuli Pasien, Kini Terancam 12 Tahun Penjara
- Cerita Korban Banjir Luwu Jalan Kaki 6 Jam ke Pengungsian Setelah Desanya Terisolasi Lima Hari
- Mensos Salurkan Bantuan ke Korban Banjir dan Tanah Longsor di Sumbar
"Kami sudah terbiasa banjir. Tahun ini cukup besar, tapi tahun 2019 lebih parah," ujarnya.
Menurutnya, banjir yang dimulai sejak Minggu lalu sempat mencapai lebih dari dua meter, bahkan melewati pagar rumah.
"Airnya tinggi sekali, ini sudah jadi bagian dari kehidupan kami di sini sejak tahun 1998," lanjut Suhada.
Warga lainnya, Daeng Sanneng (58) mengaku wilayahnya acapkali dilanda banjir setiap tahunnya. Ia mengaku sudah enam hari berada di pengungsian.
"Sudah enam hari mengungsi, banjir setinggi perut," ucap Sanneng.
Hal senada disampaikan warga lainnya, Nicola. Bapak dua anak ini mengaku banjir terjadi di saat intensitas hujan cukup tinggi.
"Kondisi diperparah saat Bendungan Bili-bili membuka pintu airnya, karena di sini ada alirannya dari bendungan Bili-bili. Banjir terparah di sini, air bisa sampai atap rumah," bebernya.
Mensos Gus Ipul menyalurkan berbagai bantuan senilai Rp5,4 miliar bagi korban banjir di Sulsel. Dari jumlah tersebut, bantuan kedaruratan untuk Kota Makassar Rp1,2 miliar.
"Sementara itu untuk Kota Makassar, kami berikan bantuan kedaruratan sekitar Rp1,2 miliar," kata Gus Ipul.
Bantuan Kemensos untuk penanganan banjir yang mengalir di Kota Makassar tersebut diantaranya 1.200 paket makanan siap saji; 104 paket makanan anak; 200 paket family kit; 250 paket kids ware; 200 lembar kasur; 300 lembar selimut; 6 unit tenda portabel; 1 unit tenda serbaguna; 50 lembar tenda gulung; 2 unit penjernih air; 800 paket sembako; dan bantuan dapur umum serta bahan natura.
"Saya datang untuk memastikan situasi aman dan kebutuhan tercukupi selama masa-masa kedaruratan ini," kata Gus Ipul ketika meninjau posko pengungsian Masjid Almuttaqin.
Dalam suasana kedaruratan tersebut, Gus Ipul turut melaksanakan salat zuhur berjamaah bersama para korban terdampak yang mengungsi di Masjid Almuttaqin.
"Salah satu yang saya harapkan adalah keberkahan dari salat berjemaah. Di dalam keberkahan itu ada sesuatu yang istimewa, di antaranya kita bisa berbuat baik dalam keadaan apapun," kata mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini.
Dalam kunjungannya kali ini, Gus Ipul menggandeng pemerintah daerah dalam memastikan penanganan banjir di Sulsel dapat berjalan dengan baik.
"Saya bersama Pj Gubernur Sulsel datang ke sini dalam kunjungan ke Makassar dan sekitarnya melihat dampak banjir yang sudah berlangsung beberapa hari terakhir ini," ucap Gus Ipul.
Gus Ipul menjelaskan, saat ini Indonesia sedang memasuki musim penghujan. Banyak daerah memiliki kerawanan bencana hidrometeorologi seperti banjir yang terjadi di Makassar dan beberapa wilayah lain di Sulawesi Selatan.
"Untuk itu, saya diberi tugas oleh Presiden agar memastikan dukungan pada masa kedaruratan, utamanya kebutuhan logistik dan shelter bisa melayani," ucap Gus Ipul.
Sekadar diketahui, saat ini kondisi banjir di Perumnas Antang Blok 8 dan 10 mulai surut. Meski demikian, BPBD Kota Makassar masih mencatat ada 320 kepala keluarga (KK) dan 1.181 orang masih mengungsi di posko pengungsian.