Curhat SBY berulang kali mau diadu domba dengan Jokowi
Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat video testimoni di akun twitternya. Dalam video berdurasi 1 menit lebih itu SBY mengungkapkan ada pihak ingin mengadu domba dirinya dengan Presiden Joko Widodo.
Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat video testimoni di akun twitternya. Dalam video berdurasi 1 menit lebih itu SBY mengungkapkan ada pihak ingin mengadu domba dirinya dengan Presiden Joko Widodo.
SBY sempat memperlihatkan secarik kertas. Di sana tertulis kata-kata cuitan di twitter. Ketua umum partai Demokrat ini menegaskan jika twitter atas namanya adalah akun palsu.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kenapa Serka Sudiyono diundang ke acara Presiden Jokowi? Pada acara itu, Presiden Jokowi memberikan games-games menarik. Salah seorang yang berhasil maju ke podium adalah Serka Sudiyono.
-
Apa saja yang diresmikan Jokowi di Sulawesi Barat? "Juga pembangunan 3 ruas jalan sepanjang 22,4 kilometer yang ditangani dengan Inpres Jalan Daerah," ucap Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
"Isinya sangat tidak bagus seolah-olah saya menyerang Presiden Jokowi dan Ibu Megawati. Bahasanya pun tidak baik, bukan begitu karakter dan kepribadian saya," tegas SBY dikutip dari akun twitternya, Senin (12/2).
Menurutnya, upaya adu domba ini sengaja disebarluaskan melalui pesan di WhatsApp. Kejadian seperti ini, kata SBY, juga dialaminya pada 2017 lalu. Namun bedanya saat itu tersebar di twitter.
Kali ini kicauan atas nama SBY bertuliskan, 'Saya tidak akan tinggal diam @jokowi saya akan bongkar siapa anda dan megawati sesungguhnya. Ayo muslim RI kita tunjukan niat kita *SBY*'.
Ayah Agus Yudhoyono ini berharap pihak berwajib segera bertindak. "Karena ini boleh dikatakan pembusukan terhadap saya, mengadu domba antara saya dengan Presiden Jokowi dan Ibu Megawati," tegasnya.
Satu tahun lalu, SBY merasa ada yang ingin membuat hubungannya dengan Jokowi dan Mega panas. "Ada yang melepas tweet seolah dari saya. Isinya menyerang Pak Jokowi dan Ibu Megawati. Itu bukan dari saya. Bukan karakter saya," kata SBY Februari 2017.
Menurut dia, ada sejumlah akun twitter yang mencoba memiripkan nama yang dipakai olehnya. SBY menegaskan, akun palsu itu hanya punya ribuan followers, sementara dirinya punya 9 juta lebih.
"Ada sejumlah akun twitter yang gunakan nama S.B.Yudhoyono, dengan followers ratusan atau ribuan. Followers saya hari ini 9,5 juta," tulis dia lagi.
Terakhir, dia meminta agar polisi mengusut akun-akun palsu yang mencoba menyamarkan identitas demi memfitnah. Dia berpesan, rakyat jangan mudah diadudomba.
"Netizen dan rakyat jangan sampai diadu domba. Saya harap pihak yang berwajib menertibkan berita hoax yang memecah belah seperti itu," pintanya.
Saat masih menjabat, SBY juga sempat gerah dengan munculnya polemik pengadaan mobil dinas bagi menteri. Apalagi, kebijakan yang dibuat pemerintahannya itu sempat dibanding-bandingkan dengan Presiden terpilih Jokowi.
"Saya juga tidak ingin diadu-adu dengan Presiden Jokowi, karena justru niat saya adalah membantu beliau," keluh SBY saat membuka sidang kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (11/9).
Terkait isu tersebut, Kementerian Sekretariat Negara pun telah memutuskan untuk membatalkan proses pengadaan mobil dinas. Isu tersebut juga menjadi salah satu pokok bahasan dalam ratas yang berlangsung sore ini.
"Karena ini menjadi isu publik, maka pemerintah telah mengambil keputusan. Nanti saya akan garis bawahi lagi nanti, agar tidak menjadi polemik yang tidak perlu," tegasnya.
(mdk/did)