Dalih LP Kerobokan penuh, napi ormas Baladika 'dibuang' ke Madiun
Dikhawatirkan napi dari ormas Baladika, dan tahanan titipan asal ormas Laskar Bali bentrok kembali.
Dari 66 napi penghuni Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali yang dipindah ke Madiun, Jawa Timur sebagian besar berasal dari kelompok ormas Baladika. Pemindahan dilakukan buat menghindari aksi balas dendam, lantaran tahanan titipan itu berasal dari ormas seteru mereka, Laskar Bali.
Tahanan titipan itu adalah anggota Laskar Bali pelaku penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya beberapa anggota Baladika, saat bentrokan di Denpasar beberapa waktu lalu. Namun, napi dipindah ke Madiun adalah kelompok Baladika yang menolak kehadiran sebelas tersangka asal Laskar Bali.
Guna menghindari keributan di dalam lapas, kelompok napi menolak ini lantas dipindahkan ke Madiun, dan tidak sempat berpamitan dengan keluarga.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM Bali, I Nyoman Putra Surya Atmaja, berdalih pemindahan napi itu karena kondisi Lapas yang sudah terlampau penuh. Dia berharap setelah pemindahan itu, kondisi Lapas diharapkan menjadi lebih kondusif.
Terkait dengan sebelas tahanan kini dititipkan oleh Mapolda Bali, menurut Atmaja, setelah puluhan Napi dipindahkan, sebelas tahanan itu tidak bisa langsung menempati ke Lapas Kerobokan. Sebab, dia berkilah tidak ingin dianggap membedakan perlakuan terhadap napi asal ormas Baladika atau Laskar Bali.
"Tetapi negara tidak bisa diatur oleh keompok tertentu. Petugas negara tidak boleh dikendalikan oleh Napi. Kalau ada yang terjadi demikian, kita akan bertindak tegas," kata Atmaja di Lapas Kerobokan, Rabu (27/4).
Senada dengan Atmaja, Direktur Kamtib Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham RI, Soetrisman, menyatakan pemindahan napi itu memang karena Lapas sudah terlalu penuh. Hal itu tidak hanya terjadi di Bali.
"Setelah Bali, Medan juga akan kita lakukan demikian karena memang kondisinya yang tidak memungkinkan. Redistribusi ini kami lakukan terhadap wilayah-wilayah yang lapasnya over capacity," kata Soetrisman.