Dampak Covid-19, Pembudidaya Ikan di Kulon Progo Sulit Pasarkan Hasil Panen
Dia mengatakan sampai saat ini belum ada penurunan produksi. Produksi ikan sebulan kurang lebih 1.350 ton. Namun, diprediksi dampak pandemi Covid-19 akan terjadi pada 3-4 bulan yang akan datang.
Pembudidaya ikan di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, kesulitan memasarkan produksinya. Pasalnya serapan pasar ikan budi daya mengalami penurunan sekitar 40 persen akibat adanya wabah Virus Corona.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, Sudarna mendorong pembudidaya di wilayahnya ini terus menebar ikan, meski dalam kondisi tidak menentu akibat wabah Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Adanya pandemi Covid-19 ini beberapa pembudidaya yang memasuki masa panen kesulitan memasarkan hasil produksi karena serapan pasar ikan budi daya mengalami penurunan sekitar 40 persen," katanya, Rabu (8/4).
Dia mengatakan sampai saat ini belum ada penurunan produksi. Produksi ikan sebulan kurang lebih 1.350 ton. Namun, diprediksi dampak pandemi Covid-19 akan terjadi pada 3-4 bulan yang akan datang.
"Ini dimungkinkan jika pembudidaya yang susah atau tidak terserap pasar terus berhenti melakukan budi daya lagi," terangnya seperti dilansir dari Antara.
Sudarna mengaku pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami pembudi daya ikan. Menurutnya, kerugian terjadi karena beberapa pembudidaya harus terpaksa antre ikan mereka dibeli pedagang sehingga memperpanjang waktu budi daya dan tambahan pakan.
"Inilah biaya tambahan yang harus ditanggung pembudidaya. Artinya mengurangi potensi keuntungan," ujarnya.
Saat ini, DKP Kulon Progo berupaya mengoptimalkan integrasi dengan program BPNT Sembako. Mengoptimalkan jejaring komunitas perikanan Kulon Progo melalui WAGnya untuk saling membantu, termasuk dalam hal pemasaran hasil ikan.
"Kami berharap langkah ini dapat mengantisipasi potensi kerugian yang dialami pembudidaya ikan di Kulon Progo," tegasnya.
Sementara itu Asisten Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan saat ini konsumsi ikan memang turun drastis, karena Pedagang Kali Lima (PKL) yang menampung hasil produksi ikan di Kulon Progo tidak buka lapak akibat Covid-19. Kalau pun pedagang berjualan, pembeli sangat sedikit.
"Kondisi pandemi Covid-19 memang berdampak cukup signifikan terhadap semua sektor, tidak terkecuali. Kami sedang menyusun skema-skema supaya pandemi Covid-19 tidak berdampak parah pada sektor ekonomi di Kulon Progo," tutupnya.
(mdk/fik)