Dedi Mulyadi sudah blusukan keliling 1.000 desa di Jabar
Dedi Mulyadi sudah blusukan keliling 1.000 desa di Jabar. Di Purwakarta, hasil blukan Dedi Mulyadi sudah menghasilkan kondisi yang baik. Kegemarannya memberikan modal ternak berupa domba kepada warga telah membuat populasi domba di wilayah tersebut meningkat pesat.
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memulai kegiatan kukurusukan atau populer disebut blusukan sejak Tahun 1999. Sejak saat itu, dia masih menjabat sebagai anggota DPRD Purwakarta.
Kegemaran melakukan sentuhan langsung kepada masyarakat itu berlanjut saat dirinya menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta dan Bupati Purwakarta dua periode.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Dimana letak Purwakarta? Terletak di jantung Provinsi Jawa Barat, wilayah ini tidak hanya dikenal dengan keindahan budaya Sunda, tetapi juga peradaban masa lampau dan masa kininya.
"Dulu saat di Purwakarta, semua daerah sudah pernah saya jelajahi. Kalau di Jawa Barat baru sekitar seribu lebih desa," kata Dedi, Kamis (19/4).
Di Purwakarta, hasil blukan Dedi Mulyadi sudah menghasilkan kondisi yang baik. Kegemarannya memberikan modal ternak berupa domba kepada warga telah membuat populasi domba di wilayah tersebut meningkat pesat.
Bahkan, berdasarkan data pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, jumlah domba sudah mencapai 1 juta ekor. Sementara jumlah penduduk Purwakarta hanya sebanyak 960 ribu jiwa.
Salah satunya kehidupan Mang Andi (58) warga Desa Salam Nunggal, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut kini sudah berubah. Dinamika dalam kehidupannya memang terhitung pelik karena dirinya tergolong warga tidak mampu.
Paling tidak, kondisi mengenaskan itu terjadi sampai Tahun 2016 lalu sebelum dirinya bertemu dengan Dedi Mulyadi.
Saat itu, Mang Andi merupakan seorang kuli gembala ternak. Dia memperoleh upah dari sang empunya ternak dengan sistem 'maro'. Jika ternak yang dia gembala beranak dua, maka dia memperoleh satu anaknya. Begitu seterusnya.
Akhir Tahun 2016 menjadi momentum perubahan dalam kehidupan Mang Andi. Dia bertemu dengan Dedi Mulyadi yang saat itu menggelar kegiatan Safari Budaya. Sebuah kegiatan rutin mantan Bupati Purwakarta itu sebagai budayawan Sunda.
Sasaran kegiatan tersebut memang pelosok desa. Termasuk, desa yang menjadi tempat tinggal Mang Andi. Sebagai orang kampung yang pernah hidup dalam keadaan serba kekurangan, Dedi Mulyadi memiliki kepekaan besar terhadap berbagai persoalan.
"Waktu itu saya diberi bantuan oleh Kang Dedi Mulyadi. Beliau udunan bersama kawan-kawannya. Jumlahnya, Rp10 Juta. Saya belikan domba 3 ekor. Alhamdulillah sekarang sudah menjadi 7 ekor," katanya.
Sejak membeli 3 ekor domba, Mang Andi mengaku tidak lagi menggembala domba milik orang lain. Dia fokus menggembala kambing miliknya sendiri hasil sumbangan dari Dedi Mulyadi dan kawan-kawan.
(mdk/eko)