Demo di gedung KPU Surabaya rusuh, polisi bentuk pagar betis
Massa yang emosi melempari gedung menggunakan tomat.
Demonstrasi Gerakan Rakyat Surabaya Menggugat di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Surabaya, Jawa Timur, Jalan Adityawarman, Kamis siang (3/9) terus memanas. Meski belum terjadi kontak fisik, massa mulai melempar gedung dengan buah tomat.
Puluhan anggota Polrestabes Surabaya yang terus mengawal jalannya aksi, mulai merapat membentuk pagar betis, menutup pintu masuk gedung. Hal ini dipuci saat para perwakilan pendemo menggelar negosiasi kedua dengan pihak KPU di dalam gedung.
Ketegangan terjadi ketika perwakilan massa menemui jalan buntu saat menggelar dialog dengan KPU di dalam gedung. Ketua KPU Robiyan Arifin menolak menjelaskan masalah penolakan pasangan Rasiyo-Abror di atas mobil komando.
Massa mulai beringas dan melempar gedung dengan tomat. Pihak kepolisian terpaksa melontarkan ancaman akan menertibkan massa yang tidak bisa menjaga kondusifitas Kota Surabaya. Akhirnya massa berhasil ditenangkan.
Sambil menyanyikan lagu-lagu heroik milik Iwan Fals, seperti Bento, Bongkar dan lain sebagainya. Lagu-lagu perlawanan para demonstran seperti Rakyat Miskin Kota dan Darah Juang juga tak ketinggalan didengungkan melalui sound sistem.
Namun situasi kembali memanas, ketika dialog kedua antara perwakilan pendemo dengan KPU digelar. Massa secara tiba-tiba melempar tomat ke arah pintu masuk gedung yang dikawal ketat aparat Kepolisian.
"Kalau situasi di Surabaya tetap menemui jalan buntu, dan tetap dikuasai mafia-mafia Pilkada, kita akan mendesak pemerintah untuk mensahkan calon tunggal. Karena apa pun yang terjadi, Pilkada 2015 harus tetap digelar di Surabaya," teriak salah satu orator aksi.
Hingga berita ini diturunkan, aksi dari Gerakan Rakyat Surabaya Menggugat masih terus berjalan. Aksi dimulai sejak pukul 10.30 WIB.