Demo Apdesi Ricuh, Polisi Buru Pelaku Perusakan Gedung DPR
Polisi sudah sempat mengamankan 30 ban bekas sebelum demo berlangsung.
Polisi sudah sempat mengamankan 30 ban bekas sebelum demo berlangsung.
Demo Apdesi Ricuh, Polisi Buru Pelaku Perusakan Gedung DPR
Sejumlah fasilitas milik negara rusak usai unjuk rasa yang dilakukan oleh Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Gedung DPR/MPR pada Rabu (31/1). Polisi pastikan mengusut kasus perusakan tersebut.
"Ya pasti (diselidiki)," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (31/1).
Karyoto mengatakan, pihaknya akan menelaah bukti-bukti yang dikumpulkan oleh penyidik guna mengidentifikasi wajah pelaku.
"Kita punya dokumentasi tapi kan pelan-pelan ya," ujar dia.
Karyoto mengatakan, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum. Sebab, tindakan merusak dinilai sudah diluar batas kewajaran dalam menyampaikan pendapat di muka umum.
"Ya sampai saat ini tidak ada, belum ada. Nanti memungkinkan kita melihat kerusakan kita minta pertanggungjawaban karena sudah tidak wajar ketika orang melakukan haknya untuk menyampaikan aspirasi tapi dia membawa alat-alat seperti. Kami akan cari," jelas Karyoto.
Amankan 30 Ban Bekas
Untuk diketahui, aksi unjuk rasa Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), diwarnai kericuhan. Polisi menyita 30 ban bekas sebagai barang bukti.
Karyoto mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi kericuhan yang terjadi pada saat unjuk rasa berlangsung. Karena itu, anggota melakukan razia di beberapa titik konsentrasi massa.
"Ada aksi penyampaian pendapat di DPR yang sedikit diwarnai pengerusakan sebagian kecil dari pagar DPR luar, dan kita tahu mereka sudah mempersiapkan, memang dari kemarin. Anggota kami sudah razia sudah dapatkan banyak sekali lebih dari 30 buah,” ujarnya.
Karyoto mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan Apdesi menyebabkan beberapa bagian tembok rusak akibat dipukul menggunakan palu. Bahkan, anggota menjadi sasaran kemarahan peserta aksi.
Namun, Karyoto mengatakan kepolisian tetap sabar mengawal dan tidak membalas tindakan tersebut.
"Kami hanya mengimbau terus untuk tidak anarkis dan sambil bertahan menyemprotkan air dan dengan sabar kami menunggu mereka. Kami hanya bertahan, bertahan dengan memakai air," tutupnya.