Demokrat ingatkan Jokowi untung rugi RI masuk pasar bebas Amerika
Ibas meminta Jokowi mempertimbangkan kesiapan RI sebelum memutuskan bergabung.
Presiden Joko Widodo menyampaikan niatannya untuk bergabung dengan TPP (Trans Pacific Partnership) saat bertemu Presiden Amerika Barrack Obama. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas meminta pemerintahan Presiden Jokowi untuk mempertimbangkan kesiapan Indonesia sebelum memutuskan bergabung dalam forum kerjasama di bidang ekonomi tersebut.
"Partai Demokrat mengingatkan Presiden Jokowi dan Pemerintah, agar sebelum memutuskan bergabung dalam TPP, terlebih dahulu memastikan manfaat dan keuntungan bagi Indonesia. Apakah dunia usaha dan masyarakat Indonesia benar-benar siap? Bagaimana kesiapan kebijakan dan regulasi serta infrastruktur dan konektifitas domestik kita sendiri? Apakah pelaku ekonomi dan masyarakat Indonesia sudah dimintai pandangan-pandangannya, karena dampak dari TPP ke depan juga sangat luas," kata Ibas dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (28/10).
Ibas menjelaskan bahwa posisi dan pandangan Fraksi Partai Demokrat ini, sejalan dengan pandangan SBY saat menjabat sebagai Presiden RI. Menurut anggota Komisi 10 DPR RI ini, SBY dan Partai Demokrat tidak alergi dengan forum TPP. Tetapi, tegas Ibas, sebelum bergabung, Indonesia sebaiknya melakukan kalkulasi dan kesiapan yang matang.
"Saat menjabat presiden, Pak SBY sudah menjelaskan bahwa Indonesia masih menghitung dengan seksama keuntungan nyata ketika bergabung dalam TPP, serta menghitung kesiapan Indonesia sendiri, terutama dalam bidang investasi dan perdagangan. Kalau kerangka kerjasamanya sudah tepat dan semua negara siap khususnya Indonesia, maka Demokrat akan mendukung TPP ini karena akan membawa keuntungan bersama atau mutual benefit," jelas Ibas.
Lebih lanjut, Ibas menambahkan, sejumlah pertimbangan yang sebaiknya menjadi fokus perhatian pemerintah yaitu berkonsentrasi meningkatkan kesiapannya menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Karena banyak hal yang harus disiapkan oleh Indonesia agar MEA dan justru tidak merugikan Indonesia.
Ibas juga mengingatkan masih ada sejumlah pekerjaan yang harus mendapatkan perhatian serius pemerintah karena Indonesia memiliki pasar domestik yang makin kuat dan besar.
"Karena memiliki potensi yang besar, Indonesia juga harus terus meningkatkan kesiapannya agar dalam kerjasama Tiongkok-ASEAN juga tidak merugi, termasuk menggodok kerjasama ekonomi ASEAN dengan Tiongkok, Jepang serta Korea," tutup Ibas.