Demokrat sebut kasus Antasari sudah tak ada korelasi lagi dengan SBY
Muncul anggapan, Antasari mencari dukungan politik untuk membongkar lagi kasusnya.
Partai Demokrat menyambut baik rencana mantan Ketua Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar ke PDIP. Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto mengatakan merapatnya Antasari ke PDIP akan memberikan dampak positif bagi karirnya di masa yang akan datang.
"Dalam konteks itu kami menganggap itu hal yang biasa kalau kemudian Pak Hasto dengan Pak Antasari tentu mereka yang paham apa yang dibangun kesinambungannya," kata Didik di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/1).
Menurutnya, sudah menjadi tugas partai politik untuk mendengarkan seluruh aspirasi rakyat termasuk keinginan Antasari untuk berpolitik.
"Parpol semuanya harus bangun komunikasi dan hubungan baik dengan seluruh warga negara Indonesia. Parpol dalam tupoksinya mendengar warga negara yang ingin di dengar aspirasinya," ujar dia.
Antasari sempat meminta agar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap kasus pembunuhan Bos Rajawali Banjaran yang menjeratnya. Muncul anggapan, Antasari mencari dukungan politik untuk membongkar lagi kasusnya.
Didik beranggapan tidak ada kaitan kasus tersebut dengan SBY. Hal ini dikarenakan putusan pengadilan soal kasus tersebut sudah jelas.
"Secara kelembagaan pasti setiap lembaga negara harus menjalin hubungan yang baik. Dalam konteks itu, hukum sudah menjelaskan dengan jelas, putusan hukum pun sudah bisa diakses publik, sudah tidak ada korelasi Pak SBY menjelaskan apa yang terjadi. Dengan proses hukum yang ada, punishment yang ada sudah jelas," pungkasnya.
Sebelumnya, Antasari secara gamblang menyatakan dalam waktu dekat akan bergabung dengan salah satu parpol. Antasari mengaku akan masuk ke parpol bulan depan.
"Saya memang akan bergabung dengan satu partai politik tertentu. Alasan saya bergabung dengan parpol itu karena ada kesamaan dan secara historis kami memiliki satu ideologi," kata Antasari saat diwawancarai Kompas TV di kediamannya, Sabtu (28/1).
Antasari bahkan blak-blakan membuka partai apa yang akan dimasukinya. Dia mengakui akan masuk PDIP. "Nah, sekarang sebagian besar orang GMNI ada di PDIP. Saya akan bergabung ke situ (PDIP), kalau tidak ada halangan," katanya.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Siapa saja yang hadir di acara Biyan bersama Annisa Yudhoyono? Annisa dan Aira berfoto bersama Dian Sastrowardoyo, yang kebetulan juga membawa putranya, Ishana.
Baca juga:
Manuver politik Antasari pasca grasi dikabulkan Jokowi
Menunggu babak baru kasus Antasari Azhar
Demokrat persilakan Antasari bongkar kasus pembunuhan bos Rajawali
Kapolda Metro Jaya bakal buka kembali kasus Antasari Azhar
Perang dingin Antasari Azhar dengan SBY