Deretan Kontroversi Ade Armando, dari Anies Berwajah Joker Hingga Sebut Azan Tak Suci
Ade Armando beberapa kali tersandung kasus terkait penghinaan agama. Inilah deretan kasus yang pernah menjerat Ade Armando
Dosen Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI) Ade Armando beberapa kali menuai kontroversi. Status media sosial atau tulisan yang dibuatnya banyak yang berujung pada pelaporan ke polisi.
Seperti diketahui, Ade Armando sudah beberapa kali tersandung kasus dugaan penghinaan agama, karena tulisan-tulisannya yang tersebar di akun Facebook.
-
Kapan Anies Baswedan dan AHY bertemu di bandara? Kami juga sempat ngobrol-ngobrol, bertukar cerita sambil menikmati kopi dengan putra-putri Mas Anies di Bandara Soekarno-Hatta tadi (22/6).
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Kapan Anies dan Cak Imin menghadiri penetapan Prabowo-Gibran? Hari ini, Rabu (24/4), KPU akan menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
Tak hanya kasus penistaan agama, Ade Armando juga pernah dilaporkan ke polisi karena tulisan-tulisan yang menuai polemik lainnya. Berikut daftar kasus yang pernah menjerat Ade Armando:
Mengunggah Foto Anies Baswedan Berwajah Joker
Ade Armando mengunggah foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan wajah yang diedit menjadi tokoh Joker di akun Facebooknya. Dia menilai Gubernur DKI Anies Baswedan memang harus dikecam secara terbuka. Ini menyusul anggaran lem Aibon dan bolpoin di RAPBD yang dinilainya tidak masuk akal.
"Itu merupakan penghamburan uang rakyat yang luar biasa. Menurut saya, apa yang dilakukannya jahat," ucap dia.
Ade Armando mengatakan, berbagai kecaman dan kritik terhadap Anies juga dilakukan melalui beragam cara. Dirinya termasuk di antara kalangan yang mengecam Anies.
"Meme itu sendiri bukan buatan saya. Tapi saya secara sadar menyebarkannya karena isinya memang sesuai dengan apa yang ingin saya sampaikan pada Anies dan pada publik," ujar Ade Armando.
Meme yang disebar Ade kemudian dilaporkan oleh anggota DPD RI Fahira Idris ke polisi. Ia merasa tindakannya untuk dapat menyemangati masyarakat lain dalam membela kebenaran. Fahira bahkan akan melakukan hal yang sama siapapun gubernurnya.
"Kalaulah di foto itu bukan foto Pak Anies saya akan lakukan hal yang sama. Jadi di sini bukan soal Pak Aniesnya ini soal foto pimpinan kita, gubernur kita yang dirusak. Nah semangat ini yang ingin saya tularkan ke teman-teman lain di daerah lain," ucap Fahira.
Allah Bukan Orang Arab
Ade Armando pernah menyebutkan Allah bukan orang Arab melalui akun Facebooknya. Dalam akunnya, Ade menulis di halaman pribadinya pada 20 Mei 2015, yang berbunyi 'Allah kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayat Nya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hiphon, Blues'.
Tulisannya ini kemudian dilaporkan oleh Johan Khan. Ade dituduh melakukan penistaan agama dan membangkitkan kebencian atas dasar SARA.
"Itu status di Facebook saya 20 Mei 2015, di situ saya mengatakan Tuhan bukan orang Arab, Tuhan pasti senang kalau ayat-ayatnya dibaca dengan langgam Minang, Sumatera dan seterusnya. Itu kaitannya dengan rencana Menag, Lukman Hakim, saat itu dia berniat membacakan festival dengan langgam Nusantara waktu itu sudah ada contoh," ujar dia.
"Maka saya menyatakan itu, Tuhan itu bukan orang Arab, jadi dengan kata lain kemudian datanglah tuduhan dari Johan Khan bahwa saya menistakan agama, dengan kalimat itu saya menyamakan Tuhan sama dengan manusia. Saya tidak habis pikir," tuturnya.
Meski demikian, Ade mengaku tak akan melakukan penggugatan balik terhadap Johan Khan. Menjalani saksi, Ade meminta agar Johan membersihkan tuduhannya dan membersihkan namanya dari semua yang menghinanya.
"Karena bagi saya, Tuhan adalah zat Yang Maha Agung, jadi kalau saya dituduh itu sama saja menghina saya. Saya enggak mau gugat balik, yang penting hukum bisa membuktikan bahwa kalimat saya tidak menistakan agama, karena itu saya menganggap Tuhan Maha Besar, Pengasih, Penyayang," kata dia.
Tuhan Umat Islam Tidak Mengharamkan LGBT
Pada 2015, Ade kembali menuai kritikan dan kecaman terkait tulisannya yang menyebut Allah, tuhan umat Islam yang tidak mengharamkan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Tulisan tersebut diunggah di media online madinaonline.
Seperti dikutip merdeka.com dari madinaonline, Selasa (7/7), Ade menuliskan, berdasarkan kajian salah satu ilmuwan Islam terkemuka Prof. Dr. Musdah Mulia, Ade menyebut tidak ada satupun ayat Al Quran yang mengharamkan LGBT.
"Ayat-ayat yang selama ini digunakan sebagai rujukan pengharaman LGBT adalah ayat-ayat Al Quran yang bercerita tentang azab Allah terhadap umat Nabi Luth (al-Naml, 27: 54-58; Hud, 11:77-83; al-Araf, 7: 80-81; al-Syuara, 26:160-175). Kaum tersebut digambarkan sebagai kaum yang melakukan pembangkangan dan kedurhakaan, termasuk perilaku seks yang di luar batas dan keji. Memang ada ayat yang mengesankan bahwa salah satu perilaku seks yang dihujat oleh Nabi Luth adalah perilaku seks gay. Namun dalam tafsiran Musdah, sangat mungkin yang sebetulnya dihujat sebagai perbuatan keji tersebut bukan perilaku seks sesama jenis melainkan praktek sodomi (yang diwakili oleh misalnya istilah al-fahisyah dalam al-Araf, 7:80)".
Tulisan Ade ini kemudian mendapat kritikan dan kecaman dari netizen. Banyak dari mereka yang menyebut pengetahuan Ade belum mendalam tentang Islam.
"@adearmando1 dikasih penjelasan syariat Islam, malah syariat Islamnya yang anda mau gugat...antum maunya apa jadinya?" tulis akun @UDJAE.
"Jelas jelas kaum Nabi Luth diazab karna penyimpangan seksual, payah juga pengikutnye JIL Djalaludin Rahmat," tulis akun Twitter @SyaugiThalib.
Mendapat kecaman dan makian, Ade kemudian menantang setiap orang tidak sepakat dengan pandangannya. Dia pun meminta bukti yang menyebutkan Allah mengharamkan LGBT.
"Mereka marah karena saya bilang Allah tidak mengharamkan LGBT. Kalau tidak sepakat, bantah saya dengan bukti. Jangan maki-maki," tulis Ade lewat akun Twitter @adearmando1.
Orang Pintar Pilih Ahok, Orang Bodoh Pilih Anies
Saat Pilgub DKI lalu, Ade Armando juga pernah menuai kontroversi. Dalam postingan yang diunggahnya di akun Facebook miliknya, dosen komunikasi UI itu menulis status soal Pilgub DKI. Ade menyebut kalahnya Ahok di Pilgub DKI memiliki arti lebih banyak orang bodoh ketimbang orang pintar di DKI.
"Orang pintar milih Ahok. Orang bodoh milih Anies. Jadi kalau sekarang Ahok kalah artinya jumlah orang bodoh jauh lebih banyak daripada orang pintar. Simpelkan?," demikian tulis Ade di akun Facebook miliknya Kamis (20/4).
Azan Tak Suci
Ade Armando juga membuat tulisan yang menuai kontroversi. Tulisan itu berbunyi "Azan tidak suci, azan itu cuma panggilan salat. Sering tidak merdu. Jadi, biasa-biasa sajalah". Unggahan ini selang beberapa hari setelah puisi Sukmawati Soekarno Putri yang membandingkan azan tidak semerdu suara kidung.
Ade menjelaskan maksud tulisannya soal azan tidak suci. Menurut Ade, panggilan azan sebagai penanda waktu salat merupakan musyawarah Rasulullah SAW dengan para sahabatnya.
"Harap catat, saat itu tidak ada jam. Ada beberapa ide dikemukakan sahabat. Ada yang bilang, kibarkan saja bendera. Ada yang mengusulkan, tiup terompet. Ada pula ide membunyikan lonceng. Ada yang menyarankan, menyalakan api. Tapi akhirnya yang dipilih adalah memanggil orang salat dengan mengumandangkan azan seperti yang kita kenal sekarang ini," kata Ade.
Maka menurut Ade, muazin (mereka yang mengumandangkan azan) tidak selalu merdu mengumandangkan azan, karena kemerduan suara bukan prasyarat mutlak untuk menjadi muazin.
"Jadi begitulah. Hakekatnya, azan itu adalah seruan untuk menyatakan waktu salat sudah tiba sekaligus mengajak orang untuk salat. Kumandang azan pun tidak selalu merdu, karena hakekatnya memang tidak berurusan dengan estetika. Mau dibaca datar-datar saja juga boleh. Tidak ada yang melarang," katanya.
(mdk/dan)