Deteksi Tsunami Susulan, BMKG Kepung Gunung Anak Krakatau dengan 6 Seismograf
Nantinya, jika minimal tiga seismograf tersebut mendeteksi getaran yang sama, maka BMKG segera menganalisa dan mencari sumber getaran. Sehingga dapat ditentukan titik mana yang berpotensi longsor akibat getaran tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengepung Anak Gunung Krakatau dengan enam alat pengukur gempa atau seismograf untuk mendeteksi tsunami susulan di Selat Sunda. Enam alat yang dioperasikan itu tiga di antaranya berada di wilayah Banten dan sisanya di Lampung.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyatakan seismograf itu dikerahkan untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau yang masih cukup signifikan dan berpotensi bisa timbulkan longsor.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Bagaimana tsunami Storegga mencapai Inggris utara? Lebih jauh ke selatan di Inggris utara, ketinggian ombak mencapai antara 3 dan 6 meter (10 hingga 20 kaki).
"Dengan mengepung Gunung Anak Krakatau, diharapkan bisa mencatat kalau satu sensor mencatat itu setelah diatur dia akan mengeluarkan alarm," ujar Rahmat di Kantor BMKG, Jakarta, Selasa (25/12/2018) malam.
Nantinya, jika minimal tiga seismograf tersebut mendeteksi getaran yang sama, maka BMKG segera menganalisa dan mencari sumber getaran. Sehingga dapat ditentukan titik mana yang berpotensi longsor akibat getaran tersebut.
Rahmat mengatakan pihaknya akan segera memberi peringatan dini tsunami bila seismograf mencatat getaran mencapai 3,4 sampai 3,5 magnitudo. Hal itu mengacu pada tinggi getaran yang memicu tsunami pada Sabtu 22 Desember malam lalu yang diperkirakan setara dengan kekuatan 3,4 magnitudo. Setelah dirasa aman sampai sekitar satu jam, peringatan dini tersebut akan dicabut.
Meski peringatan dini dikeluarkan, Rahmat tidak bisa memastikan tsunami akan terjadi. Apalagi banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya tsunami. Selain getaran, cuaca buruk juga dapat menyebabkan tebing kawah longsor dan memicu gelombang tinggi yang menyapu daratan seperti akhir pekan kemarin.
"Kami berharap tidak menimbulkan kepanikan baru. Lebih baik kita berikan warning, syukur-syukur tidak terjadi tsunami. Kalau satu jam tidak ada tanda-tanda tsunami kami sampaikan bahwa warning tsunami dinyatakan berakhir," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin menegaskan bahwa getaran yang berkisar 3,4 magnitudo bukan satu-satunya faktor pemicu tsunami di Selat Sunda.
"Kita hipotesa terbaik yang ada sekarang adalah pemicu tsunami adanya longsoran lereng Gunung Anak Krakatau," kata Ridwan.
"Jadi kalau pun dia 3,4 magnitudo, kalau material longsor sudah tidak ada, ya tidak ada (tsunami)," ucapnya menambahkan.
Berdasarkan analisa, kata Ridwan, peristiwa tsunami Sabtu pekan lalu terjadi karena longsoran material erupsi Gunung Anak Krakatau. Peristiwa tsunami itu juga dipicu pergerakan lain, seperti tremor serta cuaca ekstrim.
"Jadi jangan dipegang seolah-olah kalau 3,4 (magnitudo) maka akan ada tsunami, saya mau luruskan itu saja," kata dia menandaskan.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Polda Banten Kembali Identifikasi 208 Korban Tsunami
Pascatsunami Selat Sunda, 98,7 Persen BTS Telah Beroperasi
Pemprov Jabar Siapkan Rp 2 Miliar Bantuan Bencana Tsunami Selat Sunda
Polisi Berhasil Identifikasi 103 Korban Tsunami di Lampung
Dievakuasi dari atas Gunung, Pengungsi Tsunami Banten Akhirnya Melahirkan
Penelitian: Tsunami Jadi Bencana Paling Merugikan dalam Sejarah
Pemerintah Akan Bangun Rumah Korban Tsunami Lampung