Dewan Pers sebut jurnalis bebas berkarya tapi bertanggung jawab
"Kita tetap harus teguh memperjuangkan kemerdekaan pers," jelas Bagir Manan.
Khusus untuk Indonesia, kebebasan pers begitu dirasakan setelah negara meneriakkan reformasi. Meski tak ada hambatan, Dewan Pers tetap meminta media di Tanah Air tetap jadi penyedia informasi yang bebas tapi tetap bertanggung jawab.
"Ada dua soal mengenai kemerdekaan pers di Indonesia. Dari satu sudut itu sebuah kenikmatan, anugerah. Tapi sebagian orang nyatanya harus dipikul dari kebebasan pers," papar Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (4/5).
Bagir menyadari saat ini masih banyak rekan pers yang dalam kinerjanya mengalami kekerasan. Karena itulah, keberadaan AJI diharapkan bisa membantu para jurnalis yang mengalami kekerasan.
"AJI termasuk yang membuat daftar yang bagus dan atas itu AJI sudah menobatkan juga bahwa musuh nomor satu jurnalis adalah polisi. Atas pernyataan tersebut tidak tahu nantinya akan membaik atau bagaimana," lanjutnya.
Lebih lanjut, Bagir menyatakan, pers ke depan semakin banyak tantangan. Karena itulah, para pekerja jurnalistik jangan lupa pada kode etik mereka dan mempertanggungjawabkan atas karyanya.
"Pers yang bebas tetap harus tunduk pada ketertiban-ketertiban umum dan bangsa yang harmonis pada umumnya. Kalau pers bisa salah, pers bisa dimintai pertanggungjawabannya. Kita tetap harus teguh memperjuangkan kemerdekaan pers, pengertian teguh di sini adalah kita bisa bertanggung jawab karena pers bisa salah. Jika salah kita bisa buktikan sesuai dengan prosedur," tutup Bagir.