Dewi Persik, goyang gergaji dan cerita pencekalan dangdut erotis

Pemilik nama asli Dewi Murya Agung itu bisa dibilang salah satu pengekor Inul Daratista yang lebih dulu muncul.

Dewi Persik muncul di pentas dunia hiburan saat generasi penyanyi dangdut bermunculan dengan ciri khas goyangnya, bukan lagu hits mereka di awal tahun 2000-an. Generasi biduan ini sebagian besar berasal dari artis pinggiran yang manggung dari kampung ke kampung.

Pemilik nama asli Dewi Murya Agung itu bisa dibilang salah satu pengekor Inul Daratista yang lebih dulu muncul dengan goyang ngebornya. Para artis khususnya penyanyi dangdut yang muncul, berlomba-lomba menciptakan goyang khas. Dan goyang gergaji-lah yang dipilih oleh Dewi Persik sebagai identitasnya di atas panggung.

Menurut pengakuan wanita asal Jember, Jawa Timur itu, goyang gergaji terinspirasi dari kegemarannya menari perut dan goyang India. Ditambah sedikit kreasi, jadilah goyang gergaji, goyang yang mirip orang sedang menggergaji. "Aku suka tarian India dan tari perut. Goyang Shakira yang energik juga aku suka," kata wanita kelahiran 18 Desember 1985 yang kini lebih suka dipanggil Depe itu.

Saat pertama kali muncul, Dewi dikenal dengan lagu Bintang Pentas. Nama Persik diakui dia berasal dari manajernya, Yogi. Alasannya, agar kariernya bersinar seperti buah persik yang oleh warga keturunan China dianggap sebagai buah pembawa keberuntungan. Kebetulan Dewi memiliki garis keturunan Tionghoa dari neneknya.

Eksis di jagat hiburan, Dewi Persik termasuk salah satu biduan dangdut yang rajin show di daerah-daerah. Ditambah goyangannya yang hot bahkan cenderung erotis, ribuan penonton dipastikan hadir saat dia manggung. Di era itulah, goyangan-goyangan dengan berbagai variasi muncul dan semakin vulgar.

Puncaknya adalah ketika tahun 2008, sejumlah daerah mencekal Dewi Persik tampil. Berawal di Kota Tangerang, Wali Kota Wahidin Halim menggunakan Perda tentang pelacuran sebagai alasan melarang Dewi Persik. Goyangan erotis para penyanyi dangdut dinilai bisa memicu kerawanan sosial.

Setelah Tangerang, Depe dicekal juga di Kota Bandung, Depok, Sukabumi, Probolinggo, hingga Balikpapan. Bahkan MUI Sumatera Selatan mengeluarkan fatwa haram terhadap goyangan erotis para penyanyi dangdut. Selain Dewi, banyak penyanyi dangdut dengan ciri khas goyang erotis lainnya yang turut dicekal.

Bukannya cooling down, Dewi Persik malah berkomentar dengan nada melawan atas pencekalan itu. Menurutnya, pencekalan tersebut mengekang kebebasannya dan hal itu adalah bagian dari pembunuhan karakter dan fitnah terhadap dirinya sambil mengancam akan membawa ke masalah hukum para kepala daerah yang telah melarangnya tampil. Masalah ini kemudian beres setelah Depe meminta maaf meski tidak akan mengubah gaya sensualnya.

Sebagai artis dangdut yang jarang mengeluarkan single maupun album, Dewi Persik termasuk yang masih eksis hingga kini. Dia sukses bertransformasi menjadi pemain film, khususnya film-film horor yang isinya menjurus ke vulgar. Dunia akting dilakoninya ketika sinetronnya 'Mimpi Manis' disukai pemirsa pada tahun 2008.

Hingga 2013, belasan film bergenre horor sudah dibintanginya. Sebut saja Tali Pocong Perawan (2008) yang menjadi debutnya, kemudian ada Tiren: Mati Kemaren' (2008), Ku Tunggu Jandamu (2008), Setan Budeg (2008), Susuk Pocong (2009), Tiran: Mati di Ranjang (2010), Lihat Boleh, Pegang Jangan (2010), Arwah Goyang Jupe-Depe (2011), Pacar Hantu Perawan (2011), Paku Kuntilanak (2009), Arwah Kuntilanak Duyung (2011), dan Mr. Bean Kesurupan Depe (2012).

Dalam semua film itu, Dewi Persik berani tampil terbuka meski tidak sampai bugil. Dia kini menjadi salah satu artis film horor utama penerus jejak legenda mendiang Suzanna, bersama rival beratnya Julia Perez alias Jupe.