Di Banyuwangi, Kemenko Kemaritiman Ajak Daerah Optimalkan Konservasi Energi
Kementerian Koordinator Kemaritiman mendorong daerah-daerah untuk melakukan inovasi hemat energi sesuai potensinya masing-masing.
Kementerian Koordinator Kemaritiman mendorong daerah-daerah untuk melakukan inovasi hemat energi sesuai potensinya masing-masing. Kabupaten Banyuwangi sendiri menjadi percontohan daerah dalam hal hemat energi dalam pengembangan bandara yang mengusung arsitektur green airport.
Hal ini disampaikan Debuti Bidang. Koordinasi Sumberdaya Alam dan Jasa, Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono saat rapat koordinasi di Kabupaten Banyuwangi, Rabu (7/8).
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Dalam rapat tersebut, beberapa pemerintah daerah seperti Mentawai, Subang, dan Manggarai Barat turut hadir untuk untuk berbagi dan belajar.
Agung mengatakan, Banyuwagi menjadi salah satu percontohan yang bisa ditiru daerah lain, khususnya dalam pengembangan arsitektur.
"Besok kami akan ninjau bandara Banyuwangi yang konsepnya hemat energi. Bandara yang tidak banyak lampu listrik, dinding pakai banyak dinding berlubang. Rakor seperti ini kami adakan untuk kenalkan banyak hal yang bisa dikembangkan," ujar Agung, di sela Rakor dengan tema Konservasi Energi dan Pemenuhan Energi Bagi Pembangunan Daerah.
Dalam kunjungannya, Kemenko Maritim bakal ada di Banyuwangi selama tiga hari. Selain meninjau bandara, pihaknya juga bakal melihat industri perikanan di Muncar.
"Kami juga ingin menunjukkan apa yang sudah dilakukan Banyuwangi kepada daerah lain," ujarnya.
Agung melanjutkan, di Pulau Jawa sendiri, saat ini masih terdapat 2500 desa yang belum teraliri listrik oleh PLN. Dia mengatakan, daerah-daerah perlu melakukan inovasi energi yang berkelanjutan sesuai potensi daerahnya.
"Kita bisa simpan energi panas matahari, tapi masih bertahap dan masih tertatih-tatih. Kami berharap pemda bisa bergerak, bisa gunakam tenaga surya, angin, atau mikro hidro," kata Agung.
Dalam kesempatan tersebut, Kemenko Maritim mengundang kelompok nelayan dari Kuburaya, Kalimantan Barat yang memiliki produk konversi bahan bakar gas untuk mesin diesel berbahan bakar minyak (converter kit) ke Banyuwangi.
Pihaknya berharap inovasi tersebut bisa diadopsi nelayan maupun petani di Banyuwangi, karena bisa menghemat biaya bahan bakar sebanyak 50 persen.
"Pak Amin, nelayan dari Kuburaya ini menciptakan converter kit. Mengkonversi bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas. Itu bisa mengurangi ongkos hingga 50 persen," ujarnya.
Sementara itu, penemu converter kit, Agus Ben Gas, mengatakan, produk temuannya telah diujicobakan belasan kali hingga mengantongi lisensi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menurutnya penggunaan alat converter kit bisa menghemat 7 kali lipat. Satu tabung gas elpiji 3 kilogram setara dengan penggunaan 15 liter bensin atau solar.
"Elpigi sekarang Rp 20-25 ribu (per tabung 3 kg) Sebelum melaut sudah saving. Daripada beli bahan bakar minyak sampai 15 liter setiap nelayan berangkat," ujarnya.
Dalam penggunaannya, alat ini bisa langsung dipasang ke mesin diesel, tanpa harus membeli mesin baru.
"Kalau gas habis, bisa kembali pakai bakar minyak. Saya melihat di Banyuwangi perikanan luar biasa, mudah mudahan ada respons, kita siap mengedukasi," ujar Amin.
(mdk/hrs)