Dicurigai Sarang LGBT, Rumah di Pekanbaru Digerebek Anggota DPRD & FPI
Pasalnya, penghuni rumah itu diduga beraktivitas sebagai Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Sejumlah warga, anggota ormas Front Pembela Islam, dan seorang anggota DPRD Pekanbaru menggeruduk rumah itu pada Selasa (15/1).
Sebuah rumah dijadikan sebagai kantor Sekretariat Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) Riau, yang terletak di Jalan Uka, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Tampan, Pekanbaru didatangi warga setempat.
Pasalnya, penghuni rumah itu diduga beraktivitas sebagai Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Sejumlah warga, anggota ormas Front Pembela Islam, dan seorang anggota DPRD Pekanbaru menggeruduk rumah itu pada Selasa (15/1).
-
Apa pesan Paus Fransiskus tentang gaya keluarga di Indonesia? “Masyarakat yang percaya, mereka dapat memohon berkat Allah, (saya) mendengar bahwa keluarga-keluarga (di Indonesia) masih memiliki tiga sampai empat anak dan ini sebuah contoh yang bagus bagi negara (lain), karena banyak negara tidak mau lagi memiliki anak tetapi memiliki binatang (peliharaan),” kata Paus Fransiskus, seperti dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
Pemilik rumah, Ruli Ramadhani sekaligus Ketua organisasi tersebut mengaku telah meminta izin kepada pemerintah dan perangkat kelurahan setempat. Pihaknya mengaku melakukan kegiatan sosialisasi bahaya Human Immunodeficiency Virus, atau HIV, adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
"Kami ada izin dari Pemprov Riau dan Pemko Pekanbaru. Kegiatan kami mensosialisasikan penyakit HIV secara umum kepada masyarakat, dan masih kita mulai dari kalangan kita (LGBT) yang retan terjangkit. Memang kita belum turun ke warga," katanya.
Meski demikian, Ruli mengaku tidak mendukung LGBT, namun memang fokus mengangkat isu kegiatan termasuk LGBT. "Kita sosialisakan ke mantan dan yang masih aktif. Kita tidak melegalkan dan mendukung. Kita bukan kumpulan khusus untuk itu dan kita hanya memberikan informasi," ucapnya.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 03 Supriyadi mengatakan, sebelum mendirikan organisasi ini, memang sempat meminta izin kepadanya agar rumah tersebut dapat dijadikan kantor.
"Pemilik rumah datang ke saya, meminta izin mengadakan pembentukan organisasi sejenis pembinaan," kata Supriyadi.
Supriyadi mengaku tahu segala kegiatan penghuni rumah dan para tamu yang sering datang ke lokasi. Bahkan, dia kaget ketika seorang anggota DPRD Pekanbaru datang membawa sejumlah wartawan ke kantor OPSI itu karena aksi protes atas kegiatan pemilik rumah.
Dia juga kesal, anggota DPRD Pekanbaru yang kabarnya juga akan mencalonkan kembali itu tidak permisi kepadanya saat melakukan penggerebekan.
"Kita tahu rumah tersebut digunakan untuk organisasi sejenis pembinaan. Saya kaget, kok tiba-tiba ada anggota dewan datang tanpa menginformasikan ke kita terdahulu," terangnya.
Selain membawa warga, anggota DPRD Pekanbaru itu juga membawa anggota Front Pembela Islam (FPI). Sejumlah warga juga ikut-ikutan menggeruduk rumah Ruli tersebut.
Warga yang tampak kesal meminta pengurus untuk mencopot plang maupun spanduk Sekretariat OPSI-Riau yang semula terpasang di depan rumah itu.
Penggerudukan itu dikawal personel TNI dari Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Polsek Tampan untuk menghindari adanya potensi kericuhan fisik.
Baca juga:
Pemerintah Kuba Batalkan RUU Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis
2 Pasangan Lesbi di Makassar Diciduk saat Kumpul dalam Indekos
Perempuan Sm Ditetapkan Tersangka Karena Bawa Kabur Pacar Sesama Jenis di Bawah Umur
Seminggu Dicari Orangtua, Remaja Terciduk Bareng Pacar LGBT di Indekos
Menengok Desa Gay di Papua Nugini
17.000 Pelajar Jateng Terindikasi Mengidap HIV/AIDS Karena Seks Sejenis