Diduga dukung ISIS, Abu Bakar Baasyir dibatasi bertemu pengikutnya
"Sudah ada pembatasan kepada yang berkunjung ke Abu Bakar Baasyir. Kecuali keluarganya," kata Menko Tedjo.
Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir disebut-sebut pernah mengaku mendukung gerakan pembentukan kekhalifahan Islam oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Oleh karena itu, pemimpin spiritual jaringan ekstremis yang saat ini di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah itu dibatasi kunjungannya.
"Sudah ada pembatasan kepada yang berkunjung ke Abu Bakar Baasyir. Kecuali keluarganya," kata Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3).
Selanjutnya, jelas Tedjo, kunjungan Abu Bakar di penjara juga terbatas untuk pengikut-pengikutnya. Sebab, dikawatirkan melalui Abu Bakar, ajaran radikalisme menyebar di Indonesia.
"Akan dikurangi. Karena itu akan menyebarkan paham radikal," tegasnya.
Menurut Tedjo, pembatasan kunjungan terhadap Abu Bakar itu sudah dilakukan beberapa hari yang lalu. "Sudah dilakukan. Nanti tanyakan Menkum HAM," katanya.
Seperti diketahui, terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir mengatakan mendukung gerakan pembentukan negara Islam oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pernyataan dukungan Ba'asyir, yang disebut-sebut sebagai pemimpin spiritual jaringan ekstremis, disampaikan di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Ba’asyir juga meminta kepada para pengikutnya untuk mendukung ISIS," kata ketua Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Mochammad Achwan.
JAT adalah organisasi yang didirikan oleh Ba'asyir setelah keluar dari Jemaah Islamiah, yang dinyatakan berada di belakang bom Bali 2002 dan beberapa kasus terorisme. "Ba'asyir mengatakan kepada kami untuk mendukung perjuangan ISIS karena tiga hal. Ada pemimpinnya, bisa melaksanakan syariat, dan dideklarasikan. Tapi Pak Ba'asyir belum berbaiat (menyatakan sumpah setia)," ucapnya.