Dimas Kanjeng pakai air dan bolpoin sakti untuk datangkan uang gaib
Padahal air yang diberikan tersangka pada pengikutnya, tidak mempunyai kesaktian apa-apa. Namun, tersangka di depan pengikutnya berdalih kalau airnya itu mampu mendatangkan rejeki.
Penyidikan yang dilakukan polisi dari Subdit I Kamneg Ditreskrimsus Polda Jatim, menguak tabir baru. Kalau tersangka kasus pembunuhan terhadap dua santri Padepokan Dimas Kanjeng, yakni Ismail Hidayat dan Abdul Gani.
Kepada pengikutnya, tersangka Taat Pribadi mengaku memberikan air sakti untuk mendapatkan rejeki berlimpah. Terutama mengenai masalah keuangan, akan didapatkan secara tiba-tiba bak mesin ATM yang uangnya tidak kunjung habis.
"Dari pemeriksaannya, tersangka itu sering memberikan air yang kata dia (Taat Pribadi) itu mempunyai kesaktian dan berkaromah," terang Kasubdit I Kamneg Ditreskrimsus Polda Jatim Cecep Ibrahim, Minggu (2/10).
Padahal air yang diberikan tersangka pada pengikutnya, tidak mempunyai kesaktian apa-apa. Namun, tersangka di depan pengikutnya berdalih kalau airnya itu mampu mendatangkan rejeki.
Karena, menurut pengakuan tersangka, airnya itu didatangkan secara ghoib dengan melakukan ritual khusus. Untuk mendapatkannya, Taat Pribadi minta pengikutnya untuk mengeluarkan mahar yang nantinya itu bisa mendatangkan rejeki.
"Air itu diberikan setiap pengajian istighosah. Padahal air itu seperti air pada umumnya tidak ada kesaktian apapun," jelas dia.
Tidak hanya itu, tersangka Taat di depan pengikutnya juga berdalih mampu mendatangkan bolpoin sakti yang bisa menguasai tujuh bahasa, dan kotak ajaib tempat khusus menyimpan emas.
"Waktu dicoba sama penyidik. Bolpoin sakti itu, ternyata pengikutnya itu tidak bisa. Ketika saya coba menggunakan asing tidak bisa apa-apa," tutur perwira dua melati di pundak tersebut.
"Untuk kotak ajaib katanya kalau emas diambil tidak ada habisnya, waktu dicoba ternyata iya tidak benar semuanya. Begitu, pengikutnya kok percaya dengan ucapan tersangka," tandasnya.
Perlu diketahui, tersangka Taat Pribadi diperiksa Ditreskrimsus, berdasarkan dari laporan masyarakat yang menjadi korban penipuan atau penggandaan uang. Pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng tersebut tertangkap, berawal dari kasus pembunuhan yang dilakukannya.
Yakni Ismail Hidayat dan Abdul Gani, tidak lain pengikutnya yang dibunuh oleh anak buahnya. Atas perintah tersangka Taat Pribadi.