Dinkes DKI duga peserta perkemahan Cibubur keracunan Tahu basi
Dinkes DKI duga peserta perkemahan Cibubur keracunan Tahu basi. Keluhan dari lapangan, tahu itu asam rasanya. Namun masih harus dilihat lebih dulu hasil lab dari makanan tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto angkat bicara terkait keracunan makanan yang menimpa siswa SMPN 184 saat berkemah di Bumi Perkemahan, Cibubur, Jakarta. Dinas Kesehatan sudah melakukan cek lab terhadap sampel makanan tersebut.
"Kita sudah mulai dari kemarin, begitu kejadian kita semua turun ke lapangan untuk selidik di lapangannya. Baru hari ini sampel tersebut diperiksa," kata Koesmedi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/9).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan terjadi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
Dia mengindikasikan keracunan diakibatkan makanan Tahu yang sudah basi atau tidak layak konsumsi. Namun masih harus dilihat lebih dulu hasil lab dari makanan tersebut.
"Keluhan dari lapangan katanya tahunya itu asam rasanya. Tapi tetap diberikan dan dimakan jadi akhirnya keracunan seperti itu," ungkapnya.
Total ada 183 siswa yang keracunan. Dari jumlah itu, beberapa siswa sudah banyak yang rawat jalan. Untuk mengantisipasi agar hal ini tidak terulang kembali, Dinas Kesehatan mengimbau agar pelaksana kegiatan berkoordinasi untuk pengecekan makanan.
"Paling tidak makanannya bisa kita lakukan pemeriksaan, cek sebelum dimakan, sehingga tidak terjadi keracunan seperti itu. Mungkin cara penyimpanannya yang tidak bagus sehingga higienitasnya tidak bagus," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa SMPN 184 tergurai lemas, tidur sambil memegang perut. Mereka merupakan peserta kemah di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur yang diduga mengalami keracunan. Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Andry Wibowo membenarkan peristiwa itu. Dia juga membenarkan para peserta keracunan.
"Iya keracunan," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Minggu (24/9).
Andry mengatakan, para korban berasal dari SMPN 184 Jakarta Timur. Mereka mengalami keracunan usai menyantap nasi kotak.
"Habis makan nasi yang dipesan, nasi kotak, terus pada keracunan. Ada yang hingga buang-buang air besar," ujarnya.
(mdk/noe)