Dinkes Kota Batu gratiskan deteksi TBC
Program penggratisan deteksi TBC melalui rontgen dilatarbelakangi oleh jumlah penderita TBC di Indonesia cukup tinggi.
Dinas Kesehatan Kota Batu, Jawa Timur, menggratiskan biaya periksa untuk mendeteksi penyakit Tuberculosis (TBC) yang menyerang paru-paru melalui rontgen bagi warga setempat.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu Fauzul Wildan, Selasa, mengatakan kegiatan deteksi penyakit TBC secara gratis bagi warga yang bekerja sama dengan pihak ketiga tersebut merupakan yang pertama kalinya.
"Setiap desa dibatasi hanya 10 orang warga yang diberi kesempatan cek TBC melalui rontgen tersebut. Dan, untuk menentukan warga yang bisa cek gratis tersebut ditentukan melalui penyaringan yang dilakukan oleh kader kesehatan di masyarakat, khususnya bagi warga yang menderita TBC Paru," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (3/6).
Menurut dia program penggratisan deteksi TBC melalui rontgen dilatarbelakangi oleh jumlah penderita TBC di Indonesia cukup tinggi, apalagi TBC yang disebabkan oleh bakteri ini akan menyerang paru-paru, kelenjar dan tulang belakang jika sudah parah.
Ciri-ciri penderita TBC paru di antaranya adalah batuk kronis selama dua pekan tidak berhenti, penurunan berat badan, nafsu makan turun, sesak nafas dan dahak disertai darah. Oleh karena itu, jika warga menderita dengan ciri-ciri itu bisa periksa ke Puskesmas, nanti dicek dahaknya, lalu diobati.
Dia mengatakan untuk pengobatan bagi penderita membutuhkan waktu sekitar enam bulan dan obat harus diminum terus menerus hingga habis dan tidak boleh terlewat satu kali minum pun karena bakteri TBC ini unik.
"Pendeteksian melalui rontgen gratis ini juga sebagai bentuk untuk mencari data para penderita TBC, meski di Kota Batu jumlahnya penderitanya masih rendah. Namun, apakah rendahnya jumlah itu karena penemuannya lemah atau tidak ada penderita," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, deteksi melalui rontgen gratis tersebut menjadi salah satu solusi untuk melakukan pendataan. Program deteksi dan rontgen gratis tersebut akan berlangsung hingga 7 Juni 2014.
Meskipun prevalensinya menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penderita penyakit TB Paru di Indonesia masih cukup tinggi, bahkan bahkan saat ini menempati peringkat empat terbanyak di seluruh dunia setelah China, India dan AFrika Selatan.
Prevalensi TB di Indonesia pada 2013 adalah 297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000 kasus. Dengan demikian, total kasus hingga 2013 mencapai sekitar 800.000-900.000 kasus.