Diserbu pekerja asing, HIPMI minta Bela Negara harus perkuat ekonomi
Pentingnya ketahanan ekonomi ini terkait akan dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Bahlil Lahadalia mengkritisi program Bela Negara. Pihaknya melihat program itu seharusnya diarahkan untuk memperkuat ekonomi. Sehingga ketahanan nasional tidak hanya tentang kekuatan fisik.
Bahlil melihat, pentingnya ketahanan ekonomi ini terkait akan dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun nanti. Banyaknya pekerja dari luar negeri serbu Indonesia, seharusnya jadi perhatian utama.
"MEA akan masuk melakukan invasi ekonomi. MEA anak melakukan invasi ekonomi, apa yang akan dilakukan pemerintah," kata Bahlil di Jakarta, Kamis (29/10).
Data diperolehnya, jumlah pengusaha muda saat ini baru menyentuh angka 1,4 persen dari total penduduk. Jumlah itu tentunya dianggap masih kurang. Sebab, idealnya Indonesia memiliki 2 persen pengusaha muda.
Bahlil mengatakan dirinya berharap pemerintah lebih menitik beratkan pada pengembangan pengusaha muda Indonesia dibanding dananya digunakan untuk merekrut orang-orang yang tidak berkompeten di bidang ekonomi.
Dia menilai, jika hanya sedikit pemuda akan menjadi wiraswasta maka menimbulkan pengangguran intelektual. Kondisi ini mengancam mahasiswa dari kampus seluruh tanah air.
"83 persen mahasiswa memilih jadi karyawan. Anak muda itu agen perubahan, artinya siap-siap mahasiswa ini akan menjadi pengangguran intelektual. Seluruh kampus dari Aceh sampe Papua menjadi penghasil sampah intelektual," terangnya.