Disinggung Belum Mampu Atasi Kemiskinan di Jateng, Ganjar Ngeles Presiden Punya Kekuatan Jauh Lebih Besar
Ganjar pun menantang untuk membuka data soal angka kemiskinan dan dia pun menilai acara dialog publik akan menjadi menarik.
Ganjar pun menjawab, bahwa permasalahan angka kemiskinan berdasar pada pentingnya satu data.
Disinggung Belum Mampu Atasi Kemiskinan di Jateng, Ganjar Ngeles Presiden Punya Kekuatan Jauh Lebih Besar
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menjawab pernyataan panelis di acara dialog publik Muhammadiyah soal angka kemiskinan. Dia menyebut, jika presiden yang memiliki kekuatan lebih besar untuk menekan angka kemiskinan.
- Angkatan Muda Muhammadiyah Penasaran dengan Visi Misi Gibran Usai Tak Hadiri Dialog Publik
- Istri Ganjar Blusukan Gaet Suara Nyai dan Ning di Jatim, Diskusi soal Penanggulangan Kemiskinan
- Polisi Datangi TKP Ricuh Diskusi Generasi Muda Golkar: Tidak Boleh Ada Keributan, Jelas!
- Dialog Anies dengan Eks Menteri Kelautan Susi soal Rambut, Berujung Dikasih Minyak Kemiri
Mulanya, panelis Muhammadiyah bertanya terkait angka kemiskinan yang akan ditekan oleh paslon Ganjar-Mahfud yakni sekitar 2,9 persen dan angka kemiskinan ekstream 0 persen.
Panelis menilai, angka tersebut sangat ambisius lantaran pada saat Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah 2 periode dianggap belum mampu menekan angka kemiskinan.
Ganjar pun menjawab, bahwa permasalahan angka kemiskinan berdasar pada pentingnya satu data.
"Kemiskinan ekstrem masuk desil 1, Pak kalau desil 1 kita mau berantas caranya yang tadi saya sampaikan, datanya harus pasti, orangnya pasti, dan ini diambil oleh negara. Mau pake BLT boleh, mau jaminan sesuatu boleh, maka kalau data satu Indonesianya tepat Pak, maka sinkronisasi akan terjadi," kata Ganjar, di UMJ, Tanggerang Selatan, Kamis (23/11).
Merdeka.com
Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan, dirinya sempat meminta kepada pemerintah pusat untuk diberikan data kemiskinan. Namun, pemerintah pusat tidak memberikan izin, sehingga yang terjadi pembagian bantuan tak merata.
Angka kemiskinan tidak dapat ditekan karena data yang digunakan tidak diperbaiki.
"Maka pada saat itu saya sampaikan kepada pusat, pada rapat dengan Wapres semuanya, 'Pak kalau datanya begini enggak beres Pak, boleh enggak data saya ambil alih'. 'Oh tidak bisa' maka permintaan perbaikan data angka kemiskinan Pak, dikoreksi, diminta kades memperbaiki, diberikan pada kabupaten, kami verfak (verifikasi faktual), dan diberikan kepada pusat. Apa yang akan terjadi Pak? bantuan berikutnya kembali kepada data awal. Maka satu data Pak," jelas dia.
Oleh karena itu, dia membangun sekolah SMK di Jawa Tengah untuk menekan angka kemiskinan.
"Apa tidak hanya bantuan yang sifatnya charity, maka sekolah, kami bangun sekolah namanya SMK Jateng Pak hanya untuk orang miskin. Tiga tahun kami investasi untuk mereka, tahun keempat sudah panen Pak dan mereka menjadi tulang punggung keluarga, pendidikan dengan angka juga boleh disampaikan, yang terjadi itu," ungkap Ganjar.
Dia pun menegaskan, bahwa presiden lah yang memiliki kekuatan besar untuk menekan angka kemiskinan.
Ganjar pun menantang untuk membuka data soal angka kemiskinan dan dia pun menilai acara dialog publik akan menjadi menarik.
"Pak kalau datanya diberikan kepada kita Pak, itu kita eksekusi semua Pak. Presiden punya kekuatan yang jauh lebih besar untuk mengorganize ini Pak, jauh lebih besar. Ada satu provinsi tetangga saya waktu dibandingkan, loh ini kok malah nambah, duitnya lebih banyak, penduduknya lebih dikit, malah nambah Pak," ucap Ganjar sambil tersenyum.
"Kalau berkenan nanti data detailnya saya kasih Pak, kalau berkenan ini menjadi publik talkshow yang menarik," imbuh Ganjar.