Ditanya Hasil Kunjungan ke Inggris dan Perancis, Gibran: Nanti ya
Gibran mengaku baru akan memberikan keterangan usai libur panjang Rabu lusa.
Ditanya Hasil Kunjungan ke Inggris dan Perancis, Gibran: Nanti ya
Wali Kota Solo yang juga calon wakil presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka masih enggan menceritakan hasil kunjungan selama sepekan ke Inggris dan Perancis.
- Giliran Kaesang Bagi-Bagi Buku Tulis 'Rajin Belajar dan Membaca Adalah Jalan Ninjaku' ke Anak-Anak Usai Jumatan
- Kunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini
- Ini Alasan Gibran Terbang ke Inggris Sepekan
- Gibran Singgung Soal Gerakan Rompi Kuning di Prancis dalam Debat Cawapres, Apa Itu?
"Mampir sedelok (sebentar)," ujar Gibran singkat saat ditemui di The Park Mall, Solo, Senin (11/3/2024).
Namun sayang putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu enggan menyampaikan ihwal kegiatannya di negara berjuluk kota mode itu. Gibran mengaku baru akan memberikan keterangan usai libur panjang Rabu lusa.
"Nanti ya, besok Rabu ya kan. Sudah ada rilis? Baru yang di Inggris ya. Satu-satu, besok ya," bebernya.
Sebelumnya, Gibran melakukan perjalanan dinas ke luar negeri selama sepekan semenjak hari Minggu (3/3) lalu.
Kegiatan Gibran selama berada di Inggris di antaranya dalam rangka penguatan ekspor dari Solo dalam bidang ekonomi kreatif, digital dan UMKM. Selain itu juga untuk peningkatan promosi dan investasi di bidang pendidikan.
"Mas wali juga akan melakukan peningkatan promosi dan investasi di bidang pendidikan, transisi energi, digital dan infrastruktur rendah karbon," jelas Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemkot Solo Herwin Tri Nugroho Adi.
Gibran mengungkapkan kunjungan kerjanya ke Inggris, salah satunya ke perusahaan teknologi milik Fauzan Adziman bernama Alloyed Ltd. Kunjungan tersebut terkait erat dengan upaya pengembangan ekonomi berbasis inovasi.
Di sektor tersebut, dikatakannya, salah satu prioritas Kota Surakarta yang diimplementasikan melalui Solo Technopark adalah kawasan inovasi yang berdaya saing internasional.
"Indonesia perlu membangun ekosistem komersialisasi riset dan ekonomi berbasis inovasi digital," bebernya.
Menurut dia, hal itu perlu dimulai dari daerah dengan sinergi berbagai pihak, seperti industri, universitas, modal ventura, bisnis dan pemerintah pusat.
"Dalam hal ini, Solo Technopark telah merintis ke arah sana," katanya.
Secara umum, dikatakannya, Indonesia memiliki potensi besar untuk menggarap sumber daya alam, termasuk mineral.
"Melalui kunjungan ini, saya melihat peluang besar bagi Indonesia untuk mengoptimalkan hilirisasi mineral kritis hingga menghasilkan produk bernilai tinggi. Ke depannya, hilirisasi di Indonesia harus bisa sampai ke ujung, end to end," pungkasnya.