Ditanya soal maju di Pilwali Surabaya, ini jawaban Risma
"Pilwali apa? Saya kerja aja. Jangan tanya macam-macam soal itu," elak wali kota yang dijuluki 'Singa Betina' itu.
Di Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya, Jawa Timur, yang diperkirakan digelar serentak akhir Tahun 2015 ini, diyakini Tri Rismaharini akan kembali maju. Namun tidak melalui jalur partai, seperti Tahun 2010 lalu. Risma akan maju melalui jalur independen atau perseorangan.
Pada Pilwali 2010, wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini, diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Saat itu, dia berpasangan dengan Bambang Dwi Hartono dan keluar sebagai pemenang.
Sedangkan pada Pilwali 2015 (jika tidak ada perubahan akan digelar serentak pada bulan Desember, tapi jika ada perubahan, akan digelar pada 2016), banyak partai seperti Partai Amanah Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan beberapa partai lain seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berusaha mendekati Risma.
Terlebih lagi, PDIP memutuskan lebih memilih mengusung calon dari internal partainya dari pada kembali mengusung Risma yang notabenenya orang di luar partai.
Beberapa partai-pun makin antusias menggaet alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu, karena mereka berkeyakinan, hingga saat ini, popularitas Risma sukar untuk ditandingi oleh calon manapun.
Sementara Risma sendiri, terkait masalah ini, selalu enggan mengomentarinya. Bahkan kerap menjawab seenaknya sambil berkelakar. Termasuk siapa calon pendampingnya, jika maju via independen.
"Pilwali apa? Saya kerja aja. Jangan tanya macam-macam soal itu," elak wali kota yang dijuluki 'Singa Betina' itu, Senin (16/2).
Tak hanya itu, ketika berkali-kali ditanya oleh beberapa wartawan di Surabaya, berkali-kali pula Risma menjawab dengan jawaban yang sama sambil dibumbui kelakar yang renyah, "Saya maju sama kamu saja."
Seperti diketahui, Risma akan menanggalkan jabatannya pada Juni tahun ini. Selama lima tahun mengemban amanahnya, kepemimpinan Risma penuh kontroversi. Dia tidak segan melawan siapa-pun termasuk partai pengusungnya sendiri, PDIP, dalam hal kebijakan. Saat memutuskan menutup lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, Gang Dolly, Risma juga berhadapan dengan para penentangnya. Termasuk berhadapan dengan wakilnya sendiri, pengganti Bambang DH, yaitu Wisnu Sakti Buana, yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya.
Selain menimbulkan pro dan kontra dalam kebijakannya, Risma juga kerap menyabet penghargaan pemimpin terbaik dunia. Terakhir, dia menyabet gelar wali kota terbaik ke tiga dunia versi World Mayor.
Karena lebih mementingkan kebutuhan masyarakatnya dari pada partainya itulah, Risma makin dicintai rakyatnya dalam memimpin Kota Surabaya. Sehingga, popularitas Risma sangat sulit ditandingi calon-calon lain, jika dia berniat mencalonkan lagi, meski melalui jalur independen.
Jika Risma nanti kembali maju, maka dia akan bertarung dengan orang-orang dari media massa seperti Dhimam Abror, dan Sukoto. Kemudian dari kalangan politisi, Risma akan bersaing dengan M Sholeh, calon dari Partai Gerindra, Anthony Bhaktiar (Penguasaha Tionghoa Indonesia Raya/Petir), dan Bambang Koesbiantoro (Dewan Penasehat Laskar Garuda Surabaya).