Dokter Anak: Pemudik Bawa Bayi Jangan Targetkan Perjalanan Berapa Jam
Dia menyarankan orang tua menyesuaikan perjalanan sesuai dengan kondisi bayi.
Dokter spesialis anak dari RS Lira Medika Karawang, Jawa Barat Aulia Rusyda meminta orang tua agar jangan menargetkan perjalanan jika mudik dengan membawa bayi.
Dia menyarankan orang tua menyesuaikan perjalanan sesuai dengan kondisi bayi.
-
Kapan puncak arus mudik di tahun 2024 terjadi? “Jadi kalau tahun 2023 itu di H-3, kali ini bergeser di H-4 dengan tingkat puncak arus mudiknya yang turun dan ini tersebar di hari-hari sebelumnya,” tambah dia.
-
Dimana terjadi kepadatan arus mudik menjelang Lebaran 2024? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
-
Di mana titik kemacetan mudik 2024 terjadi? Arus mudik terpantau ramai lancar, ada perlambatan pada saat keluar tol di KM 90 itu.
-
Mengapa arus mudik di Pelabuhan Merak mengalami peningkatan? Lisye menyebut pemudik yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Merak telah mengalami peningkatan sebesar 2,35% dari lalin normal.
-
Kapan puncak arus mudik Lebaran 2024 diperkirakan terjadi? Jasa Marga Juga memprediksi puncak arus mudik lebaran 2024 akan jatuh pada 6 April 2024.
-
Kapan puncak arus mudik diperkirakan terjadi? "Kemudian dari data yang kami dapatkan sampai sejauh ini puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-4 Lebaran, ada sekitar 125 ribu penumpang kereta api saat ini yang sudah membeli di H-4 tersebut," katanya seperti dilansir dari Antara.
“Kalau punya bayi kecil sebaiknya jangan menarget perjalanan berapa jam, karena orang tua harus mempertimbangkan kebutuhan bayi," katanya, dilansir Antara, Kamis (13/4).
Ia mengatakan setiap dua jam sekali bayi membutuhkan makanan, suasana yang nyaman, dan otot-otot yang bergerak leluasa. Oleh karena itu, dikatakannya, orang tua bisa 2-3 jam sekali berhenti untuk memberikan nutrisi.
Selain itu, dikatakannya, jika bayi menunjukkan tanda-tanda kelelahan, sebaiknya orang tua menghentikan perjalanan untuk beristirahatlah secukupnya, sedangkan jika kondisi bayi cukup parah, segera mencari pertolongan atau pengobatan terlebih dahulu untuk memastikan kondisi bayi apakah memerlukan perawatan lebih lanjut atau bisa melanjutkan perjalanan.
Ia juga menyarankan orang tua untuk memastikan bayi dalam kondisi sehat sebelum berangkat mudik. Menurut dia, orang tua juga perlu mengecek status imunisasi bayi.
"Jika orang tua berencana memberikan imunisasi pada bayi, sebaiknya jadwalkan penyuntikan 1-2 minggu sebelum keberangkatan agar terhindar dari efek samping imunisasi seperti demam, lantaran respons imun baru terbentuk pada 1-2 minggu setelah penyuntikan," katanya.
Selama perjalanan, dikatakannya, bayi juga berisiko mengalami kembung atau masuk angin.
Menurut dia, kondisi ini terjadi karena berbagai hal, di antaranya cuaca yang tidak mendukung atau gangguan selama proses menyusui.
Aulia menjelaskan saat perjalanan ada risiko bayi tidak bisa menyusu dengan nyaman karena proses pelekatan dengan ibu terganggu.
Kondisi ini mengakibatkan udara masuk ke tubuh bayi dan menyebabkan kembung. Apabila bayi kembung, dikatakannya, orang tua bisa menerapkan pijat I Love U (ILU) pada perut bayi.
Ia mengatakan saat pemijatan tersebut orang tua bisa menggunakan minyak telon untuk melenturkan kulit bayi. Salah satu minyak telon yang dapat digunakan berasal dari produk Doodle yang dilengkapi dengan wangi menyegarkan sehingga nyaman digunakan untuk bayi.
"Minyak telon ini mampu melenturkan kulit bayi sehingga tidak menimbulkan luka," katanya.
(mdk/eko)