Dollar meroket, perajin rotan di Sukoharjo raup keuntungan
Sejak puluhan tahun desa ini juga memasarkan produknya ke berbagai negara di Asia, Amerika dan Eropa.
Tingginya nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah belakangan ini menguntungkan sejumlah pihak. Terutama para pelaku ekspor produk-produk kerajinan serta lainnya. Tak terkecuali para perajin produk rumah tangga di sentra rotan Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo Jawa Tengah.
Mereka mengaku bisa meraup keuntungan dalam 6 bulan terakhir. Keuntungan tersebut terus merambat naik, dari awalnya hanya sekitar 10 persen pada 6 akhir tahun lalu, kini bisa mencapai 30 persen lebih.
Salah seorang pengrajin rotan Agus Santoso mengakui, para pengrajin memang selalu diuntungkan jika rupiah terpuruk. Meski tak berharap rupiah terpuruk namun beberapa pengrajin pada kenyataannya memang selalu mendapatkan penghasilan lebih, dibanding hari-hari biasa.
"Kami memang sudah merasakan naiknya keuntungan sejak 6 bulan lalu. Sejak nilai tukar dollar Rp 10 ribu, pengrajin rotan sudah untung lumayan," ujar Agus saat ditemui wartawan, Sabtu (14/3).
Ia mengatakan, jika nilai tukar dollar terus meroket, para pengrajin akan selalu diuntungkan. "Meskipun dollar naik terus, tapi harga bahan baku rotan tidak ikut naik," terangnya.
Ia menjelaskan, saat ini harga rotan dari Surabaya dengan kualitas biasa berkisar antara Rp 8 ribu hingga Rp 24 ribu. Harga tersebut sama seperti saat sebelum kenaikan dollar.
Sentra kerajinan rotan di Desa Trangsan, selama ini memproduksi berbagai mebel dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Seperti meja, kursi, dipan, rak piring, tempat koran dan lain sebagainya.
Tak hanya melayani pasar dalam negeri, sejak puluhan tahun desa ini
juga memasarkan produknya ke berbagai negara di Asia, Amerika dan Eropa.