DPR Berharap Peserta AMMTC Komitmen Berantas TPPO
Presiden Joko Widodo membuka ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8).
Presiden Joko Widodo membuka ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8).
DPR Berharap Peserta AMMTC Komitmen Berantas TPPO
Pada AMMTC ke-17 ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, kejahatan lintas negara tengah menjadi ancaman terbesar di kawasan ASEAN saat ini.
- Pernah Menjabat Wakil Presiden Ketiga RI, Ini Sosok Adam Malik Batubara Asal Pematangsiantar
- Kapolri Ajak Delegasi AMMTC Tanam Pohon di Taman Nasional Komodo, Pecahkan Rekor MURI
- Menengok Kesiapan Labuan Bajo Jelang Kedatangan Petinggi Negara ASEAN
- Pemerintah Siapkan KUR Rp5 Miliar untuk Antisipasi Kemarau Panjang
Untuk itu, Komisi III DPR meminta Kapolri dapat mendorong munculnya langkah penyelesaian konkret terhadap situasi ancaman kejahatan lintas negara di ASEAN. Karena berkaca beragam kasus lintas negara yang terjadi di negara-negara ASEAN, dan dinilai meresahkan. “Komisi III berharap, Kapolri dapat menjadi aktor utama yang mendorong munculnya langkah-langkah konkret dalam penyelesaian kejahatan di kawasan. Karena banyak isu keamanan lintas negara di ASEAN ini yang patut menjadi perhatian. Mulai dari narkoba, terorisme, penyelundupan, hingga yang sedang marak, TPPO,” ujar Wakil Ketua Komisi III, Ahmad Sahroni, Selasa (22/8).
Lebih spesifik, Sahroni juga berharap, agar negara-negara yang hadir dalam AMMTC, bisa berkomitmen bersama untuk melakukan pemberantasan TPPO secara bahu membahu. Karena menurutnya, kasus TPPO akan sangat sulit diberantas sampai tuntas, jika masing-masing negara masih melihat dengan tingkat urgensi yang berbeda. “Terutama soal TPPO, saya rasa perlu ada kerja sama kuat dari seluruh negara yang hadir, untuk memberantas ini. Kalau hanya penyelesaian dari dalam negeri, ini akan sulit sekali memutus rantainya. Karena apa? Demand dari luar tetap ada dan tinggi. Sehingga oknum dari dalam negeri jadi terus menerus cari celah. Itu yang merepotkan,” tambahnya.
Hal ini Sahroni utarakan sebab dirinya melihat, Indonesia kerap menjadi negara yang sangat dirugikan akibat tindakan kejahatan lintas negara. Berbagai aksi penyelundupan dari luar juga memicu timbulnya serentetan tindak kejahatan di dalam negeri.
"Ini yang harus kita perjuangkan untuk diberantas. Dan untuk itu, tentu harus dengan koordinasi yang kuat dengan para mitra dari negara ASEAN” pungkas Sahroni.
merdeka.com