Dukun pengganda uang dalang pembunuhan berantai di Batang
Dukun pengganda uang dalang pembunuhan berantai di Batang. Kapolres Batang, AKBP Edi Suranta Sinulingga mengatakan bahwa bagi masyarakat merasa kehilangan anggota keluarga yang berkaitan dengan modus penggandaan uang agar melapor pada polisi.
Kepolisian Resor Batang, Jawa Tengah, terus melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan berantai yang diduga dilakukan oleh seorang dukun penggandaan uang, Muslimin (48) warga Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing. Kapolres Batang, AKBP Edi Suranta Sinulingga mengatakan bahwa bagi masyarakat merasa kehilangan anggota keluarga yang berkaitan dengan modus penggandaan uang agar melapor pada polisi.
"Keterangan dan informasi dari masyarakat sangat berguna bagi kami untuk segera menuntaskan kasus itu," katanya, seperti dilansir Antara, Senin (18/12).
Muslimin, seorang jagal pembunuhan berantai tersebut diduga telah melakukan pembunuhan terhadap tiga orang, yaitu Slamet alias Sugeng (45) warga Desa Sawangan, Restu Novianto (29) warga Desa Plelen, Kecamatan Gringsing, dan Lutfhi Abdillah 926) warga Cepiring, kabupaten Kendal.
Muslimin di hadapan penyidik mengatakan, korban pertama yang dibunuh adalah Slamet alias Sugeng di lokasi kandang peternakan ayam milik korban pada 3 tahun silam. Slamet, kata dia, dibunuh karena tersangka ingin menguasai harta korban yang baru mendapatkan pinjaman dari bank Rp 140 juta dengan modus untuk digandakan.
"Setelah menguasai uang milik Slamet, kemudian korban kami pukul dengan menggunakan balok kayu dan mayatnya dikuburkan di lokasi peternakan ayam," katanya.
Usai membunuh Slamet, Muslimin yang dipercaya bekerja menjaga peternakan ayam milik korban itu pada pagi harinya mendatangi istri korban dan menyampaikan bahwa korban berpamitan pergi ke luar kota.
"Adapun uang dari hasil membunuh korban digunakan dibelikan tanah dan rumah di desa setempat," katanya.
Ia mengatakan korban kedua adalah Luthfie Abdilah, warga Cepiring, Kabupaten Kendal. Luthfie dihabisi dengan cara dipukul dengan balok kayu dan mayatnya dikuburkan di lokasi yang tidak jauh dari rumah tersangka.
"Korban kedua ini, saya bunuh karena Lutfhie terus menagih uang Rp 700 ribu yang digandakan. Kasus pembunuhan itu terjadi pada Maret 2016," katanya.
Adapun korban ketiga adalah Restu Novianto (29) yang dibunuh oleh dukun penggandaan uang itu dan mayatnya dikubur di tengah perkebunan Desa Sawangan.
"Pada aksinya, saya minta korban bersemedi. Saat bersemedi itulah, korban kami pukul hingga tewas dan mayatnya dikubur di perkebunan itu," katanya.
Baca juga:
Nasib tragis diplomat cantik Inggris diperkosa dan dibunuh sopir Uber
Keroyok warga hingga tewas, 3 ABG di Cengkareng ditangkap polisi
Tak mempan dibacok, Andi Tato baru tewas usai ditusuk dengan senjata sendiri
Kholili mutilasi dan bakar istri karena kesal banyak permintaan
Dituduh curi HP, Agus Tralan tewas dihantam Agung pakai kunci inggris
-
Bagaimana modus dukun itu dalam mengedarkan uang palsu? SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu. Selanjutnya SR meminta agar uang itu dilarung ke laut sebagai bentuk ritual buang sial.
-
Kenapa dukun itu mengedarkan uang palsu? Ia mengaku sudah menyebarkan uang palsu tersebut kepada dua orang yang di wilayah Doplang, Kabupaten Blora dan Malang.
-
Bagaimana uang berperan dalam penimbunan kekayaan? Ini berarti menyimpan uang sama artinya dengan menyimpan kekayaan.
-
Bagaimana cara termudah untuk menggandakan uang? Bagaimana cara termudah untuk menggandakan uang? Letakkan di depan cermin
-
Di mana 'uang perahu' sering terjadi? Didapati salah satu calon membayar Rp 5 miliar kepada partai politik untuk dapat dicalonkan sebagai wakil rakyat dari partai tersebut.