Eks Gafatar Jabar dipulangkan, tapi mereka bingung dan kecewa
Sebelum berangkat, mereka diminta mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyanyikan Indonesia Raya.
Sekitar 195 orang pernah bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Jawa Barat dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Ada yang menyambut dengan suka cita, sebagian lagi justru mengaku bingung.
195 eks Gafatar itu dipulangkan dari tempat penampungan Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB-) milik Dinsos Jabar, di Kota Cimahi, Senin (1/2). Sebelum dilepas, mereka menyebut dua kalimat syahadat dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Salah satu eks Gafatar, Amalia (33), yang merupakan warga Bogor mengaku bingung. Sebab, dia tidak punya harta tersisa di kampungnya.
"Ya ada senangnya ada enggaknya. Kalau pulang saya bisa kangen-kangenan sama keluarga di sana. Saya bingung kalau pulang gimana, tapi kayanya saya mau coba dagang saja," kata Amalia yang mengaku bergabung dengan Gafatar bersama suami dan dua anaknya.
Amalia mengaku cukup berat meninggalkan Kalimantan Barat saat bergabung dengan Gafatar. Di sana segala kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi dengan biaya sangat murah.
"Di sana enak, serba murah. Saya juga sudah memiliki kemampuan bercocok tanam dan nelayan," ujar Amalia.
Triyanto, warga Depok, mengaku berat meninggalkan Kalimantan. Apalagi dia mengaku di sana sawahnya sudah siap panen. Dia belum memiliki rencana ke depan saat kembali ke kota asal.
"Kecewa sih mas. Di Kalimantan kita sudah bahagia, sudah mau panen. Kalau sekarang dipulangkan, kita belum tahu harus ngapain di sana. Belum jelas juga, rumah enggak ada, mungkin ke rumah saudara dulu," kata Triyanto.