Eks Wamenag: Tilawah Alquran langgam Jawa bisa ganggu telinga warga
Selama tidak merusak tajwid, intonasi, atau makna dari Alquran itu sendiri, maka langgam jawa tidak dilarang.
Pembacaan Alquran saat peringatan Isra Mikraj di Istana Negara menuai kontroversi. Sebab lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan qori Muhammad Yasser Arafat yang juga dosen UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta menggunakan langgam Jawa.
Video bacaan Alquran itu menjadi perbincangan di kalangan pengguna media sosial hingga perdebatan keras. Bahkan sampai ada yang menyatakan, sang qori telah menyalahi aturan dengan menggunakan langgam Jawa.
Menanggapi hal tersebut, mantan Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar menerangkan inti permasalahan ini terletak pada belum terbiasanya masyarakat mendengar langgam jawa yang digunakan untuk membaca Alquran.
"Menurut saya larangannya tidak ada, tapi hanya masyarakat saja yang belum terbiasa. Namun karena ini disiarkan secara nasional, makanya jadi kontroversi. Saya takutnya mengganggu telinga masyarakat. Karena masyarakat Indonesia itu kalau soal agama itu sensitif," terang Nasaruddin ketika dihubungi, Senin (18/5).
Nasaruddin sendiri mengaku belum melihat video tersebut. Namun sejak munculnya pemberitaan pembacaan Alquran di Istana, kemarin, banyak yang mengiriminya pesan yang memberitahu bahwa hal itu menimbulkan kontroversi.
Lebih lanjut Nasaruddin menjelaskan langgam jawa atau langgam yang lain adalah cara pelantunan dari budaya masyarakat setempat. Selama tidak merusak tajwid, intonasi, maupun makna dari Alquran itu sendiri, maka penggunaan langgam jawa tersebut tidak dilarang.
"Saya sebenarnya belum mendengar secara langsung soal langgam Jawa itu. Sebetulnya sepanjang tidak ada yang dirusak tidak ada kontroversinya. Tapi kalau sampai mengganggu tajwid, penekanan, atau intonasi dari lantunan arabnya sendiri itu bisa bermasalah," imbuhnya.
Dia menambahkan, Kementerian Agama sebelumnya harus mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai penggunaan langgam Jawa ini. Sebab menurutnya, langgam ini memberikan nilai tersendiri dalam Alquran.