Elektabilitas tinggi, Ridwan Kamil diserang lawan pakai isu korupsi
Elektabilitas tinggi, Emil digoyang isu korupsi. Di tengah elektabilitasnya yang tinggi, kabar tak sedap menghampiri arsitek ini. Dia mulai digoyang dengan Kasus dugaan korupsi dana hibah Pemerintah Kota Bandung, yang diberikan kepada Bandung Creative City Forum (BCCF) pada 2012 lalu sebesar Rp 1,3 miliar.
Hasil jejak pendapat dilakukan Lembaga Survei Poltracking Indonesia dan Indo Barometer menempatkan elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berada posisi teratas ketimbang nama-nama yang digadang-gadang maju Pilgub Jabar 2018. Survei dilakukan Indo Barometer elektabilitas pria dipanggil Emil itu sebesar 28,6 persen.
Ridwan Kamil unggul atas Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi dengan angka masing-masing 18,8 persen dan 11,5 persen. Sementara hasil survei Poltracking Indonesia elektabilitas Emil 53,75 persen, unggul atas sejumlah nama macam Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, Dede Yusuf, dan Aa Gym.
Emil menanggapi santai hasil survei menempatkan elektabilitas namanya unggul atas sejumlah nama digadang-gadang maju Pilgub Jabar. Menurut dia, jika tingginya elektabilitas dirinya dalam survei tak bisa dilepaskan dari kinerjanya dalam membangun Kota Bandung.
"Saya ini bekerja sebagai wali kota Bandung mendapati sebuah fakta, ternyata kinerja Kota Bandung dikonsumsi juga beritanya oleh warga-warga di luar kota Bandung. Saya menduga itulah faktor elektabilitasnya. Karena secara pribadi dan kedinasan jarang kan saya berkomunikasi dengan warga luar Bandung dengan batas wilayahnya," ujar Emil kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Kamis (8/6).
Emil mengatakan, dalam pemilihan kepala daerah, faktor sosok figur itu lebih mendominasi dibanding preferensi pilihan partai. Untuk itu pihaknya akan fokus untuk bekerja dan berkarya menjalankan program-program yang ada untuk menata Kota Bandung
"Sehingga kalau ternyata betul makin banyak berkarya makin terapresiasi, ya udah pola saya dalam bersosialisasi sampai tahun depan adalah dengan terus berkarya. Karena karya itulah buah dalam elektabilitas," kata dia.
Namun di tengah elektabilitas tinggi, kabar tak sedap menghampiri arsitek ini. Dia mulai digoyang dengan Kasus dugaan korupsi dana hibah Pemerintah Kota Bandung, yang diberikan kepada Bandung Creative City Forum (BCCF) pada 2012 lalu sebesar Rp 1,3 miliar. Kasus ini mendadak kembali berhembus ke permukaan.
Emil sendiri pernah memenuhi panggilan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai saksi dalam kasus tersebut pada September 2015 lalu. Ia diperika, lantaran saat itu menjabat Ketua BCCF.
Penyidik Kejaksaan Tinggi telah melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengusut dugaan korupsi tersebut dengan memeriksa sejumlah pihak dari BCCF. Namun, hingga saat ini, Kejaksaan belum menetapkan tersangka.
Kasus dugaan korupsi dana hibah itu belakangan kembali muncul setelah pernyataan pribadi Emil yang jadi viral di media sosial mengenai dukungan partai NasDem terhadapnya di Pilgub Jabar. Lawan politik Emil, Wakil Ketua DPP Gerindra Ferry J Juliantono menyebut, Emil menerima pinangan NasDem untuk Pilgub Jabar karena ada intimidasi dan tekanan kasus di Kejaksaan Agung.
"Ini sudah dikonfirmasi sama Emil bawah beliau ditekan. Mohon ditanya Emil tentang intimidasi itu agar terang benderang. Saya ingin mendorong itu kalau perlu tanya ke Kejagung. Ada kasus apa sih. Kalau tidak benar konfirmasi kalau benar seharusnya jujur," kata Ferry di Bandung, Selasa (6/6).
Emil sendiri sudah mengklarifikasi terkait video tersebut. Wali Kota Bandung itu menyatakan video tersebut dipotong-potong. Yang sebenarnya terjadi dalam video itu, bahwa dirinya sedang menjelaskan situasi dan posisi masing-masing partai besar saat ini kepada para ulama yang hadir.
"Itu tuh mengedukasi para ulama terkait politik. Jadi, para ulama itu bertanya, 'Masing-masing partai itu bagaimana? Lalu saya jelaskan'," kata Emil saat ditemui merdeka.com di Karawang, Minggu (14/5).
Saat itu Emil menjelaskan pada ulama yang hadir di Subang itu satu per satu tentang partai yang ada saat ini. Dia menjelaskan pada semua ulama kalau PDI itu nasionalis, kadernya ada yang jadi menteri. Kalau Perindo, punya media. "Kalau PKS gini-gini. Jadi, posisinya itu sedang menerangkan semua partai," katanya. Begitu juga saat dirinya menjelaskan soal Partai NasDem.
Emil pun menyayangkan video yang di-upload di youtube tersebut tidak berdurasi penuh. Sehingga video itu memiliki kesan buruk. "Cuma kan dipotong, jadi kesannya hanya urusan itu," katanya.
Baca juga:
Unggul survei, Emil sebut isu Pilgub DKI tak mempan dibawa ke Jabar
Popularitas Dedi Mulyadi berpotensi dekati Ridwan Kamil
Poltracking: 53,75 Persen warga Jabar mempercayakan Ridwan Kamil
Emil pastikan Jembatan Layang Antapani aman dilalui kendaraan
Survei: Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi bersaing ketat
Gerindra terbuka kalau Kang Emil insaf dan kembali ke jalan benar
Gerindra tuding Emil terima pinangan NasDem karena ada intimidasi
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Mengapa peluang Ridwan Kamil untuk maju dalam Pilkada Jabar dinilai sangat besar? Kans Ridwan Kamil makin terbuka lebar karena sejumlah partai juga menjagokannya kembali untuk posisi Jabar 1. Tak hanya itu, beberapa lembaga survei juga sudah merilis perolehan elektabilitas Ridwan Kamil, di mana hasilnya moncer di posisi puncak dibandingkan nama-nama lain.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.