Empat Pasien Gagal Ginjal Akut di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Sembuh
Empat pasien yang sudah dinyatakan sembuh sudah tak lagi menjalani cuci darah atau dialisis.
Empat anak pasien gagal ginjal akut yang menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinyatakan sembuh. Mereka sudah tak lagi menjalani cuci darah pasca divonis mengalami gagal ginjal akut.
Dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito Retno Palupi mengatakan, pihaknya menangani 13 pasien anak gagal ginjal akut. Dari jumlah tersebut, empat pasien dinyatakan sembuh atau menjalani rawat jalan.
-
Kapan gejala penyakit ginjal muncul? Gejala penyakit ginjal dapat sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan seperti kelelahan dan nyeri punggung, hingga gejala yang lebih serius seperti pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, serta gangguan pada tekanan darah.
-
Kenapa obat pereda nyeri bisa merusak ginjal? Hal ini bisa terjadi karena banyak painkiller dikeluarkan melewati ginjal, sehingga membuat kerja organ tersebut semakin berat. Walau begitu Nur menjelaskan bahwa terdapat jenis painkiller yang lebih aman untuk ginjal karena metabolisme tidak dilakukan di ginjal.
-
Bagaimana cara mencegah gagal ginjal? Gagal ginjal dapat dicegah dengan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara rutin.Pertama, sangat penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan meninggalkan kebiasaan merokok dan menghindari alkohol.Selain itu, memantau fungsi ginjal secara teratur melalui tes darah dan urin juga penting untuk memastikan kesehatan ginjal. Kemudian mengontrol tekanan darah dengan menjaga pola makan yang sehat.Berolahraga secara teratur dan menghindari makanan yang tinggi garam juga dapat membantu mencegah gagal ginjal.Selain itu, memperhatikan asupan cairan dengan minum air putih yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal.
-
Apa yang bisa merusak ginjal dari obat pereda nyeri? Obat pereda nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen ternyata bisa sebabkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi berlebihan. Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K dari Siloam Hospitals ASRI, mengungkapkan bahwa kebanyakan obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit memiliki kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. "Semua painkiller, hati-hati, bisa merusak ginjal. Bahasa gampangnya begitu," kata Nur dalam diskusi media 'MengatasiKasusBatu Ginjal yang Sulit dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)' di Jakarta pada Rabu, 5 Juni 2024.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi gagal ginjal? Apabila penyakit ginjal sudah tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki, yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.
-
Apa itu batu ginjal? Di sisi lain, ginjal adalah organ yang penting untuk menyaring limbah dan zat beracun dari darah, mengubahnya menjadi urine. Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal, seringkali terdiri dari mineral seperti kalsium, oksalat, dan asam urat.
Selain itu, ada dua pasien lainnya sudah tak lagi menjalani perawatan di ruang intensif atau sudah dipindah ke bangsal biasa. "Dari 13 pasien, empat dinyatakan sembuh. Empat pasien ini juga sudah tidak perlu melakukan cuci darah atau hemodialisis," kata Retno, Selasa (25/10).
Sementara itu, dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito Kristia Hermawan menerangkan dua pasien yang dipindahkan ke bangsal biasa masih harus menjalani cuci darah. "Dua masih dirawat. Satu menjalani hemodialisis dengan mesin dan satu lagi peritonial dialisis," ucap Kristia.
Kristia menambahkan, hingga saat ini RSUP Dr Sardjito belum menerima tambahan pasien gagal ginjal akut. Sehingga total pasien gagal ginjal akut yang ditangani oleh RSUP Dr Sardjito sejak Januari-Oktober 2022 sebanyak 13 orang pasien.
Data Gagal Ginjal Akut Nasional
Kementerian Kesehatan mencatat kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal nasional sebanyak 255 pasien per 24 Oktober 2022. Angka ini bertambah 10 kasus dari data 23 Oktober 2022 sebanyak 245 kasus.
Juru Bicara Komunikasi Kemenkes M. Syahril mengungkapkan, terdapat 143 pasien yang meninggal atau angka kematian sebesar 56 persen. Meskipun demikian, ia mengungkapkan bahwa kasus kematian tersebut merupakan kasus lama.
"Ini adalah kasus lama yang terlambat dilaporkan. Jadi bukan kasus baru ya," kata Syahril dalam konferensi pers, Selasa (25/10).
(mdk/tin)