Siswa SD-SMP Yogyakarta di-Skrining Penyakit Ginjal
Berdasarkan hasil penapisan tersebut, menurut Waryono, sementara ini belum ditemukan kasus gagal ginjal pada anak di Kota Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menggencarkan skrining penyakit ginjal bagi siswa SD-SMP di wilayah ini untuk mencegah kasus gagal ginjal hingga memerlukan pengobatan cuci darah atau hemodialisis pada anak.
"Kami melakukan program lintas bidang yang terkait dengan pencegahan itu. Kami melakukan program wajib yaitu skrining (penyakit) anak-anak sekolah," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta Waryono saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat.
Dalam skrining itu, menurut dia, para siswa diminta mengisi jawaban sekaligus wawancara terkait ada atau tidaknya penyakit tidak menular (PTM), termasuk gangguan ginjal.
Berdasarkan hasil penapisan tersebut, menurut Waryono, sementara ini belum ditemukan kasus gagal ginjal pada anak di Kota Yogyakarta.
Dia mengakui sempat ditemukan satu pasien anak yang memiliki gejala gangguan pada ginjal namun bisa langsung tertangani setelah dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.
"Belum ada yang spesifik langsung gagal ginjal. Mungkin baru gejala awal kemudian sudah bisa tertangani," kata dia.
Hal itu ditekankan Waryono merespons informasi banyaknya pasien anak yang melakukan pengobatan cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang beberapa waktu lalu viral di media sosial.
Selain skrining, Dinkes Kota Yogyakarta bekerja sama dengan dinas pendidikan menggencarkan edukasi konsumsi makanan dan minuman yang sehat bagi siswa melalui program kantin sehat untuk mencegah gangguan ginjal.
Waryono menuturkan kebiasaan anak mengonsumsi minuman berpewarna dan berpemanis buatan memiliki risiko merusak nefron sehingga dapat mengakibatkan gagal ginjal.
"(Minuman berpewarna) banyak menyebabkan keracunan di nefron itu. Filternya itu kan di nefron, nah kalau nefronnya ada gangguan ya sudah enggak bisa menyaring (hasil metabolisme tubuh) dengan bagus," ujar dia.
Dinkes Kota Yogyakarta, kata Waryono, telah memetakan rumah sakit yang dapat melayani cuci darah atau hemodialisis di Kota Yogyakarta.
"Kalau dia (pasien) anak, berarti akan kita rujuk ke RSUP Sardjito sebagai induk rumah sakit," kata dia.
Sebelumnya, dokter spesialis anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Eka Laksmi Hidayati telah mengklarifikasi bahwa banyaknya jumlah anak yang menjalani dialisis atau cuci darah untuk menangani gagal ginjal di sana karena RSCM menjadi rumah sakit rujukan yang menerima pasien bahkan dari luar Jawa.
Eka mengatakan saat ini terdapat sekitar 60 anak menjalani dialisis secara rutin, yang 30 anak di antaranya menjalani hemodialisis.
- Teknologi ini DIpercaya Jadi Kunci Pembangunan Piramida Mesir Kuno
- Inalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, Menteri Airlangga dan Keluarga Besar Golkar Berduka
- Sang Anak Temukan Rapor hingga Ijazah Jadul Milik Ayahnya, Banyak Nilai Merah hingga Izin Sakit 50 Hari
- Dikenal Tajir Melintir, Begini Pengakuan Aipda Malvinas Bharaduta Soal Bisnisnya
- Menkominfo Dorong Upaya Peningkatan Berangus Judi Online
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024