Epidemiolog: Kerumunan Saat Jokowi di Maumere Harusnya Bisa Dicegah & Diantisipasi
Meskipun pihak Istana mengatakan, kerumunan tersebut terjadi secara spontanitas dan tidak direncanakan. Namun menurut Windhu, seharusnya pihak Istana bisa memprediksi. Di mana ketika Presiden Jokowi datang, maka akan disambut oleh warga yang bisa menimbulkan kerumunan.
Epidemiolog Windhu Purnomo menilai kerumunan yang terjadi saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Maumere, Nusa Tenggara Timur pada Selasa kemarin (23/2) seharusnya bisa diantisipasi. Hal ini bisa dihindari jika mampu memprediksi keadaan dari awal.
Tokoh dan pejabat publik perlu lebih peka terhadap potensi kerumunan yang mungkin timbul untuk menghindari risiko penularan covid-19.
-
Siapa yang bertemu dengan Jokowi di Istana? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Dimana Presiden Jokowi bermalam di IKN? Kepala Negara Bermalam di IKN Jokowi sudah beberapa kali bermalam di IKN
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Semuanya bisa diantisipasi. Misalnya saya seorang pejabat atau artis yang diidolakan masyarakat, kalau waras dan cerdas, saya pasti bisa memprediksi bahwa saya akan disambut dan masyarakat," katanya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (24/2).
Meskipun pihak Istana mengatakan, kerumunan tersebut terjadi secara spontanitas dan tidak direncanakan. Namun menurut Windhu, seharusnya pihak Istana bisa memprediksi. Di mana ketika Presiden Jokowi datang, maka akan disambut oleh warga yang bisa menimbulkan kerumunan.
Sehingga, dia menilai, seharusnya pihak istana bisa mengerahkan petugas keamanan untuk mengantisipasi kerumunan itu.
"Kalau dia influencer atau pejabat pasti sudah akan disambut, jadi tidak bisa bilang spontanitas. Apalagi pejabat tinggi pemerintah, pasti tim intelijennya sudah tahu," ujarnya.
"Kan punya petugas keamanan, ada aparat. Jadi kan bisa dibubarkan dulu. Lagi pula, sejak jauh hari sebelum berangkat, kalau cerdas dan waras pasti mampu memprediksi," kata dia.
Windhu menegaskan, dirinya tidak akan mempermasalahkan hal ini jika terjadi saat situasi normal, yakni tidak ada pandemi atau wabah penyakit menular.
"Siapapun itu yang merupakan tokoh masyarakat, dia harus menjadi teladan bagi masyarakat. Dia punya komitmen tidak untuk menjadi role model?" kata ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga itu.
Dia mengatakan, seharusnya pejabat di Indonesia menyadari, masyarakat Indonesia sangat meneladani tokoh-tokoh yang mempunyai jabatan tinggi. Sehingga, pemimpin negara mempunyai peran sangat penting dalam mengedukasi warga.
"Keteladanan dan edukasi itu penting. Masyarakat kita akan mengikuti tokoh panutannya, kalau panutannya melanggar protokol kesehatan, maka dia bisa juga melakukan hal yang sama," tegasnya.
Senada dengan Windhu, Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono juga mengatakan, seorang pemimpin, apalagi pemimpin negara seharusnya bisa memberikan contoh yang baik bagi warganya.
"Dalam era pandemi perlu ada edukasi dan contoh dari semua orang, terutama para pemimpin rakyat," katanya.
Dia menyayangkan kerumunan di Maumere itu, karena menurutnya, kerumunan itu bisa diantisipasi. "Kelihatannya itu tidak diantisipasi, maka tidak ada upaya pencegahan," tutupnya.
Seperti yang diketahui, beredar video warga mengerumuni mobil yang ditumpangi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ia melakukan kunjungan kerja di Maumere, Nusa Tenggara Timur pada hari Selasa kemarin (23/2).
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan bahwa kerumunan tersebut terjadi secara spontanitas. Bey mengatakan, di tengah perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian iring-iringan Presiden Jokowi di pinggir jalan. Kemudian, saat rangkaian melambat, kata dia, masyarakat maju ke tengah jalan dan membuat rombongan Presiden Jokowi berhenti.
"Sehingga membuat iring-iringan berhenti. Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," kata Bey Machmudin.
Baca juga:
Epidemiolog: Memicu Kerumunan Melanggar UU Wabah Baik Sengaja atau Tidak
Epidemiolog soal Kerumunan Sambut Jokowi: Jangan Salahkan Masyarakat Terus
PKS: Harusnya Istana Bisa Antisipasi Potensi Kerumunan saat Kunker Jokowi
Video 'Lautan' Manusia Sambut Jokowi, Rapat Banget pada Ambil Foto
Kunker Jokowi Bikin Kerumunan Warga, PAN Nilai Tak Sesuai Kampanye Prokes Pemerintah