Epidemiolog Sebut Penularan Covid-19 Tak Diketahui Luar Biasa Banyak & Itu Bom Waktu
Dia menjelaskan, dalam mengendalikan wabah, pemerintah seharusnya meningkatkan kapasitas testing dan tracing. Tak hanya wabah Covid-19, tapi juga wabah menular lainnya. Testing dan tracing merupakan kunci utama dalam menemukan dini penyakit menular.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan kasus Covid-19 mulai mengalami peningkatan dampak libur Lebaran Idulfitri 2021. Padahal, testing dan tracing yang dilakukan pemerintah masih rendah.
Dia mencontohkan kenaikan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur. Kenaikan kasus Covid-19 di dua daerah tersebut mengakibatkan ruang isolasi penuh.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Dengan testing yang rendah seperti sekarang saja sudah kelihatan ada peningkatan. Kalau kita betul-betul mau menggali, sebetulnya (kasus Covid-19) ada di permukaan, luar biasa banyak," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (7/6).
Windhu juga menyoroti daerah yang kemungkinan sengaja tidak meningkatkan kapasitas testing Covid-19, misalnya Madura. Rendahnya testing di Madura membuat daerah tersebut hanya masuk zona kuning selama beberapa bulan terakhir.
"Kepala daerahnya tidak mau melakukan testing dengan baik. Bahkan mungkin memang sengaja tidak melakukan testing. Jadi seakan-akan kuning padahal apa, ya seperti bara di bawah sekam, enggak kelihatan," ujarnya.
Dia menjelaskan, dalam mengendalikan wabah, pemerintah seharusnya meningkatkan kapasitas testing dan tracing. Tak hanya wabah Covid-19, tapi juga wabah menular lainnya. Testing dan tracing merupakan kunci utama dalam menemukan dini penyakit menular.
"Tapi kita kan untuk testing Covid-19 rendah, Tidak sesuai dengan pakem. Penanggulangan itu mencari kasus, case finding. Lah kita ini justru pakem itu tidak dijalankan dengan baik. Jadi penularan di bawah permukaan itu luar biasa banyak dan itu bom waktu," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengakui setelah libur Lebaran Idulfitri 2021, banyak klaster baru Covid-19 bermunculan. Klaster baru ini menyumbang kasus positif Covid-19 nasional.
"Klaster halal bihalal, klaster pemudik, klaster perumahan, klaster wisata. Semua klaster menyumbang kasus Covid-19 terbanyak karena rata-rata 100-an orang yang positif," kata Nadia.
Baca juga:
Update WNA di Indonesia Positif Covid-19 Per 7 Juni 2021
Viral Pria Bawa Tabung Oksigen ke Kantor Gara-Gara Tak Diizinkan Cuti Oleh Bosnya
Ini Strategi Kapolri Tekan Angka Covid-19 di Kudus
421 Santri dan Pengurus Pondok Pesantren di Bogor Jalani Tes Covid-19
60 dari 132 Desa di Kudus Masuk Zona Merah Covid-19
90 dari 96 Warga dari Klaster Perumahan Kota Bogor Sembuh Covid-19
Sejuta Rasa di Rumah Lawan Covid-19