Fakta Baru Kasus Mutilasi di Sleman: Korban Sedang Meneliti Kelompok LGBT
Terungkap, Fakta-fakta Baru Kasus Mutilasi di Sleman
Pihak kampus menduga dua tersangka itu merupakan responden penelitian korban.
Fakta Baru Kasus Mutilasi di Sleman: Korban Sedang Meneliti Kelompok LGBT
Mahasiswa UMY Redho Tri Agustian menjadi korban mutilasi yang dilakukan oleh dua tersangka berinisial W dan RD.
Redho dibunuh oleh para tersangka di kamar kos milik W dan dimutilasi. Potongan tubuh korban dibuang ke lima lokasi berbeda.
- UMY Beri Pendampingan Hukum Mahasiswa Korban Mutilasi Saat Meneliti Kelompok LGBT di Sleman
- Hutan Kota Cawang jadi Tempat Kumpul LGBT Bukan Milik Pemprov DKI, Ternyata Ini Pemiliknya
- Fakta-Fakta LGBT di Hutan Kota Cawang: Pelaku Asusila Orang Kaya, Masuk Lewat Pagar Berlubang
- Hutan Kota UKI Cawang Diduga jadi Tempat LGBT, Ini Tindakan Pemprov DKI
Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Achmad Nurmandi mengatakan jika korban mendapatkan hibah penelitian. Tema penelitian korban adalah tentang LGBT.
"Memang sedang meneliti orang, harus mencari informasi. Mungkin masuk ke kelompok kayak gitu,"
kata Achmad saat dihubungi wartawan, Kamis (27/7).
Merdeka.com
Achmad menduga dua tersangka itu merupakan responden penelitian korban. Meski demikian Achmad membeberkan dirinya tak mengetahui latar belakang korban hingga memilih tema itu.
"Tema penelitian ya kelompok-kelompok unik di Yogyakarta. Itu kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal," urai Achmad.
Achmad menerangkan korban masuk ke dalam komunitas-komunitas itu untuk mengumpulkan data-data penelitian. Achmad menambahkan korban sudah kurang lebih tiga bulan melakukan penelitian.
"Sudah tiga bulan dia meneliti itu. Cuma memang susah masuk ke kelompok itu," terang Achmad.
Polisi telah menangkap dua orang pelaku berinisial W (29) dan RD (38) yang melakukan pembunuhan dan mutilasi di Sleman. Korban mutilasi ini adalah seorang laki-laki berinisial R yang merupakan mahasiswa dari Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Cara Pelaku Hilangkan Jejak
Dirreskrimum Polda DIY FX Endriadi mengatakan usai membunuh korbannya, untuk menghilangkan jejak kedua pelaku memutilasi tubuh korban. Potongan tubuh korban ini disebar kedua pelaku di lima lokasi berbeda. Endriadi menyebut kedua pelaku membuang dua potongan telapak kaki korban dan pergelangan tangan sebelah kiri di Jembatan Kelor, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY.
Endriadi juga menerangkan korban meninggal dunia diduga karena melakukan aktivitas tidak wajar seperti kekerasan dengan pelaku. Aktivitas ini membuat korban meninggal dunia.
"Mereka (korban dan dua pelaku) tergabung dalam komunitas yang mempunyai aktivitas tidak wajar. Mereka melakukan aktivitas kekerasan satu sama lain dan terjadi berlebihan sehingga menyebabkan korban meninggal dunia,"
kata Endriadi