Festival Banyuwangi Kuliner, Cara Pemerintah Angkat Kuliner Lokal
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi punya cara untuk mengangkat kekayaan kuliner tradisionalnya. Setiap tahun Pemkab Banyuwangi menggelar festival Banyuwangi Kuliner dengan tema berbeda-beda. Kali ini kuliner tradisional Pecel Rawon diangkat untuk lomba, sekaligus belajar bersama cara memasak bareng chef profesional.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi punya cara untuk mengangkat kekayaan kuliner tradisionalnya. Setiap tahun Pemkab Banyuwangi menggelar festival Banyuwangi Kuliner dengan tema berbeda-beda. Kali ini kuliner tradisional Pecel Rawon diangkat untuk lomba, sekaligus belajar bersama cara memasak bareng chef profesional.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival Banyuwangi Kuliner menjadi bentuk keberpihakan pemerintah daerah terhadap produk lokal. Ajang ini kata Anas untuk memberi panggung kepada masyarakat untuk mengambil bagian dari manfaat pengembangan pariwisata.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
"Sebagai panggung kreatif kuliner. Karena efek dari pariwisata itu ada dua yang besar, food dan fashion. Ini menjadi tren millenial dan dunia, maka makanan dan fashion itu ratingnya tinggi di media televisi," kata Anas saat membuka pagelaran Banyuwangi Kuliner di Taman Blambangan, Selasa (23/4).
©2019 Merdeka.com
Anas juga berpendapat, mengapa kuliner selalu jadi hal yang dicari Banyak orang ketika ke Banyuwangi.
"Orang sedang stres lihat makanan langsung seger lagi. Meski orang yang kolesterol tinggi tidak boleh makan, tapi feelnya sudah berbeda," katanya.
Pemkab Banyuwangi sendiri sudah menggelar festival Banyuwangi Kuliner sejak 7 tahun berturut turut. Harapannya kuliner lokal di Banyuwangi bisa lebih dikenal.
"Maka sudah 7 tahun ini, kami mengadakan festival kuliner. Mungkin tampak biasa saja, tapi dulu orang tidak kenal rujak soto, setelah kita festivalkan, muncul beragam ulasan tentang rujak soto," paparnya.
Ide memberi panggung ekonomi kreatif di sektor pariwisata, katanya, terinspirasi model di negara Thailand dan Vietnam.
"Ini cara Banyuwangi untuk mengangkat kuliner lokal, keberpihakan Banyuwangi terhadap kuliner lokal saya kira sudah total," paparnya.
©2019 Merdeka.com
"Pariwisata Banyuwangi berpihak pada rakyat, seperti di thailand dan Vietnam, di sana model pariwisata yang berpihak ada rakyat diberi panggung," katanya.
Pecel Rawon yang diangkat menjadi tema festival, merupakan kuliner khas Banyuwangi berupa perpaduan kuliner pecel dan rawon yang dijadikan satu. Anas mengatakan, Pecel Rawon memiliki filosofi yang bermakna keterbukaan masyarakat Banyuwangi.
"Rawon bentuk keterbukaan orang Banyuwangi terhadap berbagai jenis kuliner yang ada di Indonesia. Ini pecel dipadukan dengan rawon," jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kabupaten Banyuwangi, Alief Rachman Kartiono menambahkan, peserta Banyuwangi Kuliner kali ini diikuti 152 dari tiga kategori.
"Kategori profesional umum dan hotel-restoran, kemudian kategori instansi SKPD kecamatan, dan gabungan organisasi wanita. Semoga ini bisa mendorong pariwisata, kuliner dan produk daerah. Dampaknya sudah kelihatan, selama kita gelar festival ini, banyak bermunculan warung-warung," kata Alief.
(mdk/hhw)