Film A Man Called Ahok tembus 1 juta penonton, ini komentar Djarot
Film A Man Called Ahok tembus 1 juta penonton, ini komentar Djarot. Dia berharap melalui film, Ahok bisa menginsipirasi, khususnya tentang pendidikan karakter. Dimana tak pernah membedakan siapapun.
Film biopik Basuki Tjahaja Purnama A Man Called Ahok mendapat apresiasi positif dari pecinta film Tanah Air. Film yang dibintangi oleh Daniel Mananta tersebut telah meraih lebih dari 1 Juta penonton, atau tepatnya 1.009.303 setelah 9 hari tayang.
Mantan rekan Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan itu bentuk apresiasi masyarakat.
-
Apa yang ingin ditampilkan film tentang Ahok? Dalam cerita ini, kita akan melihat bagaimana Ahok menjadi sosok yang kita kenal sekarang dan hubungannya dengan ayahnya, Kim Nam, seorang pengusaha tambang di Belitung Timur.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Siapa yang dikenal sebagai Bapak Film Indonesia? Perkembangan film di Indonesia pastinya tidak lepas dari sosok penting salah satunya Usmar Ismail yang dinobatkan sebagai Bapak Film Indonesia.
"Itu bentuk apresiasi masyarakat terhadap karya seni. Muatannya betul-betul industri kreatif, sebetulnya kita berterima kasih," ucap Djarot di Lamongan, Jawa Timur, Minggu (18/11).
Dia berharap melalui film, Ahok bisa menginsipirasi, khususnya tentang pendidikan karakter. Dimana tak pernah membedakan siapapun.
"Kita berharap film ini bisa menginspirasi tentang pendidikan karakter. Bagaimana kita sebagai warga bangsa tanpa membedakan suku dan agama, tapi peduli kepada sesama, peduli masyarakat sekitarnya, bagaimana nilai-nilai itu ditanamkan oleh orang tuanya, peduli membantu sesamanya tanpa membedakan satu dengan yang lain," ungkap Djarot.
"Ini tadi optimis membangun Indonesia yang bisa menginsipirasi," kata Djarot.
Sementara itu, di tempat yang sama, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menyebut apa yang diraih film Ahok, selain sebagai bentuk antusiasme masyarakat, juga menampilkan siapa pun hanya ingin meraih kekuasaan semata, maka hasilnya tidak baik.
“Kita tahu ketika kekuasaan hanya ditempatkan upaya dengan segala, hasilnya tentu kurang baik. Sebagai produk kebudayaan itu hal positif apa yang ditampilkan sutradara diapresiasi oleh masyarakat," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putera
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Sekjen PAN: Tak Ada Kewajiban Kader Nonton Film Hanum dan Rangga
PAN Instruksikan Kader Fasilitasi Konstituen Nobar Film Hanum dan Rangga
Viral Ajakan Rektor Nonton Film Hanum Rais, UMS minta tak dipolitisasi
10 Makanan bikin ngiler di Aruna & Lidahnya plus resep yang bisa dicoba
Bos Bekraf harap investasi industri film meningkat
Akibat pembajakan, industri film rugi Rp 636 miliar per tahun