FOTO: Geliat Petani di Tengah Kenaikan Harga Gabah Kering Panen Rp6.000 per Kilogram
Bapanas menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per kg.
Bapanas menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per kg.
FOTO: Geliat Petani di Tengah Kenaikan Harga Gabah Kering Panen Rp6.000 per Kilogram
Petani memanen gabah kering di area persawahan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (7/5/2024).
Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per kg. Merdeka.com/Imam Buhori
Kenaikan harga gabah kering panen tersebut berlaku mulai 3 April hingga 30 Juni 2024. Merdeka.com/Imam Buhori
Kenaikan harga gabah kering ini tertuang dalam Keputusan Kepala Bapanas RI Nomor 167 Tahun 2024 tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah. Merdeka.com/Imam Buhori
- FOTO: Usai Lebaran, Harga Beras di Tingkat Penggilingan Mulai Turun
- FOTO: Harga Beras Mulai Turun di Tengah Bulog Gencar Gelar Operasi Pasar di Bogor
- FOTO: Harga Beras Melesat Dalam Waktu Sepekan Membuat Penggilingan Padi di Bogor Naikkan Tarif Rp 2000
- FOTO: Petani Padi Semringah Harga Gabah Kering Naik
Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo, kenaikan harga ini dilakukan agar Bulog dapat meningkatkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang berasal dari produksi dalam negeri, jadi tidak hanya bersumber dari importasi saja. Merdeka.com/Imam Buhori
Sebagaimana kerangka sampel area (KSA) yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sambung Arief, potensi luas panen padi Maret dapat mencapai 1,247 juta hektar atau setara dengan beras sebanyak 3,83 juta ton. Merdeka.com/Imam Buhori
Petani menjemur gabah kering pada sebuah tempat penggilingan padi Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024). Merdeka.com/Imam Buhori
Petani memanen gabah kering di area persawahan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (7/5/2024). Merdeka.com/Imam Buhori