FOTO: Petani NTB Panen Perdana Jagung Bioteknologi
Jagung bioteknologi diklaim membuat para petani mendapatkan potensi peningkatan pendapatan hingga 30 persen dibandingkan dengan praktik konvensional.
Dengan jagung bioteknologi, para petani diklaim mendapatkan potensi peningkatan pendapatan hingga 30 persen dibandingkan dengan praktik konvensional.
FOTO: Petani NTB Panen Perdana Jagung Bioteknologi
Bayer meluncurkan DEKALB DK95R, benih jagung bioteknologi komersial pertamanya untuk petani Indonesia di Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (26/7/2023). Dengan benih jagung ini, para petani diklaim mendapatkan potensi peningkatan pendapatan hingga 30 persen dibandingkan dengan praktik konvensional.
Peluncuran ini menjadi langkah awal dalam mengadopsi benih jagung bioteknologi. Harapannya teknologi ini membantu Indonesia mencapai swasembada pangan, dampak positif pada ekonomi nasional dan peningkatan Produk Domestik Bruto.
- Kebutuhan Garam Nasional Terus Meningkat, Begini Teknologi Bisa Genjot Produksi Petani
- Pakai Teknologi Ini, Produktivitas Petani Melonjak Hingga 4 Kali Lipat dan Tahan Perubahan Iklim
- Wamentan Dorong Petani-Pengusaha Perkuat Kolaborasi Hilirisasi dan Inovasi Kelapa Dalam
- Ganjar Dorong Petani Milenial Manfaatkan Teknologi Tingkatkan Produksi Pertanian
Bayer mendistribusikan varietas benih jagung bioteknologi DK95R dan telah ditanam untuk uji coba oleh 253 petani melalui program Better Life Farming di 10 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan, sejak November 2022.
Dibandingkan dengan benih jagung konvensional, DK95R mengandung sifat Roundup Ready® (RR) yang toleran terhadap glifosat, bahan aktif dalam herbisida keluarga Roundup®. Glifosat dapat digunakan untuk pengendalian gulma dalam benih jagung Roundup Ready® tanpa merusak tanaman jagung. Ada respon positif dari pengguna benih jagung berteknologi RR.
Sementara, seorang petani mengatakan kualitas hasil panen yang diperoleh juga lebih baik daripada pengelolaan gulma konvensional. Tak hanya itu, hasil panen jagung juga mengalami peningkatan.
"Benih jagung tahan herbisida ini memungkinkan saya melindungi tanaman saya dari gulma dengan teknik aplikasi yang lebih mudah, fleksibel, dan murah," kata Hamzan Wadi, Petani Jagung dari NTB.
"Kualitas hasil panen yang diperoleh juga lebih baik daripada pengelolaan gulma konvensional. Hasil panen jagung saya meningkat 19,7 persen, atau setara dengan 37 persen dari pendapatan bersih saya," tambahnya.
Jagung merupakan tanaman penting bagi Indonesia sebagai bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan diet tinggi protein bagi penduduk Indonesia. Meningkatkan produksi jagung dalam negeri memberikan stabilitas harga bagi sumber protein seperti unggas dan telur, dan oleh karena itu penting untuk ketahanan pangan Indonesia.