Gadget dan narkoba saat terbang, apa sanksi pilot?
" Kalau alasannya karena lelah lantas mengonsumsi narkoba, semua pilot pasti lelah. Jadi, itu bukan alasan."
Keamanan merupakan faktor utama sebuah penerbangan. Hal ini menjadi syarat utama yang harus dipegang oleh seluruh maskapai penerbangan, terutama oleh para pilotnya.
Namun demikian, ternyata terdapat banyak fakta pilot justru melakukan tindakan yang tidak dibenarkan seperti menggunakan gadget saat mengemudikan pesawat.
Lebih parah lagi, ternyata banyak juga pilot yang berbuat tindak kriminal dengan mengonsumsi narkoba saat bekerja. Padahal, tanggung jawab terhadap keselamatan penumpang ada di tangan para pilot.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Penasihat Federasi Pilot Indonesia (FPI) Manotar Napitupulu menilai pilot tersebut telah melanggar hal prinsipil dalam profesi, yaitu kedisiplinan. Dia bahkan secara tegas mengatakan, tidak ada alasan yang dapat dibenarkan jika sang pilot menggunakan narkoba.
"Kalau ada yang melakukan itu, dia tidak disiplin. Kalau alasannya karena lelah lantas mengonsumsi narkoba, semua pilot pasti lelah. Jadi, itu bukan alasan yang bisa diterima," ujar Manotar saat dihubungi merdeka.com, Jumat (6/12).
Manotar juga menyatakan, kasus pilot yang memakai narkoba sebenarnya juga menjadi tanggung jawab dari maskapai. Menurut dia, banyak maskapai yang memaksa para pilot bekerja lebih dari melebihi jam kerja yang semestinya.
"Itu yang salah maskapainya, kalau sudah ditetapkan 9 jam, ya jangan disuruh kerja lebih. Jadi, semua itu tergantung maskapainya, karena si pilot kan cari makan di situ," kata dia.
Selanjutnya, terang Manotar, FPI sering mendesak para pemangku kepentingan jika terdapat kasus pilot yang melakukan tindak kriminal selama penerbangan. Namun demikian, dia mengaku, FPI tidak memiliki otoritas untuk memberikan sanksi.
"Kita tidak bisa melakukan pemecatan, paling-paling hanya bisa mengeluarkan dari keanggotaan. Tapi, kita selalu desak baik ke Kementerian Perhubungan maupun maskapai agar mengambil tindakan tegas," ungkap dia.
Lebih lanjut, Manotar menerangkan, selama ini FPI hanya dapat memberikan masukan kepada maskapai terkait kasus-kasus yang dilakukan para pilotnya. "Masukan kami banyak didengar," pungkas dia.